3 Poin Pidato Jokowi di Depan Para Menlu ASEAN: Serukan Persatuan, Bukan Persaingan
Presiden Jokowi menyampaikan pidato sambutan saat menerima kunjungan kehormatan para menteri luar negeri se-ASEAN dan negara mitra, Jumat (14/7/2023)
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato sambutan saat menerima kunjungan kehormatan para menteri luar negeri se-ASEAN dan negara mitra di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Jumat (14/7/2023).
Setidaknya ada tiga poin yang disampaikan Jokowi di depan para menteri luar negeri.
Mulai dari keberhasilan Indonesia menjadi presidensi G20 hingga ajakan Jokowi agar ASEAN bukan dijadikan sebagai ajang persaingan.
1. Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN
Jokowi mengatakan, meskipun tahun lalu di tengah krisis dan rivalitas yang tajam, berkat dukungan negara-negara sahabat, G20 di bawah Presidensi Indonesia dapat berjalan.
Bahkan menghasilkan hal-hal yang bermanfaat bagi dunia.
"Tahun ini Indonesia memegang keketuaan ASEAN, ini akan kami manfaatkan untuk meningkatkan kontribusi ASEAN bagi kejayaan Indo-Pasifik dan dunia."
"Terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada Indonesia," ungkap Jokowi, dikutip dari Setkab.
Baca juga: ASEAN Dorong Amerika Serikat Aksesi Traktat Nuklir SEANFWZ
2. Perkuat Persatuan ASEAN, Bukan Persaingan
Jokowi mengungkapkan, forum pertemuan para Menlu di ASEAN adalah untuk mencari penyelesaian terhadap masalah-masalah kawasan dan dunia.
"Bukan justru sebaliknya, apalagi sampai memperuncing masalah," ujarnya.
Lanjut Jokowi, ASEAN berkomitmen terus memperkuat persatuan dan soliditas.
"Serta memperkokoh sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan."
"ASEAN tidak boleh menjadi ajang persaingan, tidak boleh menjadi proksi negara manapun, dan hukum internasional harus dihormati secara konsisten."
"Untuk itu, kerja sama dan dukungan nyata dari para mitra dan tamu ASEAN sangat kami harapkan," paparnya.
Baca juga: Respons Hasil Survei, PKB Sebut Capres yang Didukung Jokowi Akan Kalah
3. Potensi Besar ASEAN
Poin ketiga yang dikatakan Jokowi adalah terkait potensi ASEAN menjadi epicentrum of growth.
Baik berupa usia produktif yang melimpah, serta kekayaan alam yang juga berlimpah.
"Kami, negara-negara ASEAN, negara yang sedang berkembang, butuh pengertian, butuh kearifan dan juga butuh dukungan, baik dari negara-negara maju dan negara-negara sahabat untuk meninggalkan pendekatan zero-sum dan mengambil pendekatan saling menguntungkan," ungkap Jokowi.
Jokowi juga mengutip pepatah dalam Bahasa Jawa, yaitu menang tanpo ngasorake.
"Yang artinya kita dapat menjadi pemenang tanpa merendahkan yang lain, tanpa mengalahkan yang lain. Untuk itu, saya mengajak kita semuanya marilah kita menjadi pemenang yang terhormat, menang tanpo ngasorake," ungkap Jokowi.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)