Doa Malam 1 Suro atau 1 Muharram, Tulisan Arab, Latin dan Terjemahannya
Simak doa malam 1 Suro atau 1 Muharram dalam tulisan Arab, latin dan terjemahannya. Dilengkapi keutamaan bulan Muharram.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Garudea Prabawati
Di hari tersebut, umat Islam dapat melakukan amalan berupa puasa sunah atas kemenangan yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa.
Hal tersebut dijelaskan dalam hadis dari Ibnu Abbas, yang berbunyi:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: "Dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika tiba di Madinah,
Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) malaksanakan shaum hari ‘Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata:
'Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Lalu Nabi Musa ‘Alaihissalam mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah'.
Maka Beliau bersabda: 'Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka'. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan ummat Beliau untuk mempuasainya," (HR. Bukhari).
Dalam hadis di atas disebutkan bahwa pada hari ke-10 bulan Muharram atau 10 bulan Tishrei (bulan ketujuh dari kalender lunisolar Ibrani) merupakan peristiwa kemenangan Musa dan Bani Israel atas Fir’aun dan bala tentaranya.
Orang-orang Yahudi menyebut tanggal tersebut sebagai Hari Suci Yom Kippur. Sebagai rasa syukur, umat Yahudi melaksanakan puasa pada hari tersebut.
Berdasarkan hadis dari Ibnu Abbas ini pula, tidak sedikit yang berasumsi bahwa Nabi SAW menganjurkan puasa Asyura setelah hijrah dari Mekah yang terinspirasi dari kebiasaan orang-orang Yahudi di Madinah.
Baca juga: Sambut Bulan Muharram, Relawan Ganjar Bersama Santri Doa Bersama untuk Indonesia
Melakukan puasa di hari Asyura sangat dianjurkan oleh agama islam. Rasulullah SAW Bersabda:
“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulannya Allah, Muharram” (HR Muslim).
Di antara keutamaan puasa ini ialah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu.
Saat memasuki tahun baru Hijriah, terdapat doa yang bisa kita panjatkan kepada Allah SWT, dengan harapan dapat dianugerahkan rahmat, lindungan, kesehatan, keharmonisan, keselamatan, kelapangan rezeki, jodoh, karier, wafat husnul khatimah, dan berbagai kebaikan lainnya.
Adapun doanya, yaitu:
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
"Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal.
As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm."
Artinya: "Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan.
Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.
Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat.
Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan."
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)(Surya.co.id/Arum Puspita)