Penghargaan Tertinggi dari BPOM jadi Bukti Komitmen Mayora Dukung Industri Ramah Lingkungan
Mayora Group telah menjalankan konsep bisnis berbasis ekonomi sirkuler dalam rangka mendukung upaya keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.
Penulis: Matheus Elmerio Manalu
TRIBUNNEWS.COM - Puncak dari rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia atau World Environment Day 2023 yang digelar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah pemberian penghargaan untuk Keberlanjutan Lingkungan di Industri Farmasi dan Makanan 2023.
Di ajang ini, Mayora Group berhasil meraih penghargaan dengan menyandang predikat Titanium pada kategori Industri Pangan Olahan Penanaman Modal Dalam Negeri.
Penghargaan untuk Keberlanjutan Lingkungan di Industri Farmasi dan Makanan 2023 ini diserahkan langsung oleh Kepala BPOM Penny K. Lukito kepada Direktur Sustainability Mayora Group Ronald Atmadja.
Ronald menyampaikan rasa bangga dan ucapan terima kasih Mayora atas penghargaan yang diberikan oleh BPOM tersebut. Menurutnya, BPOM selaku regulator sekaligus lembaga pengawas sudah melakukan gebrakan yang sangat baik dengan menjaga komitmen industri dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Penghargaan yang diterima Mayora Group membuktikan komitmen perusahaan yang selama ini turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan menjalankan proses bisnis ramah lingkungan dalam keseluruhan rantai nilai,” ujar Ronald pada saat penerimaan penghargaan.
Baca juga: Terima Penghargaan dari PERGIZI PANGAN, Le Minerale Diakui sebagai AMDK yang Baik untuk Tubuh
Langkah Mayora dalam menjalankan bisnis berbasis ekonomi sirkuler
Pada kesempatan ini, Ronald juga menekankan aspek keberlanjutan sebagai hal yang sangat penting di tengah sorotan dunia terhadap isu perubahan iklim. Maka itu, penting para pelaku industri makanan dan minuman untuk mempercepat langkah untuk menjalani bisnis berbasis ekonomi sirkuler.
Mayora Group sendiri disampaikan oleh Ronald, telah menjalankan konsep bisnis berbasis ekonomi sirkuler guna memaksimalkan nilai penggunaan suatu produk maupun komponennya, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang dan dampaknya terhadap lingkungan pun dapat diminimalkan.
Penghargaan dari BPOM ini pun diraih oleh mayora setelah melalui penilaian terhadap kinerja perusahaan, yang berdasarkan pada kemandirian dan kepatuhan terhadap praktik pengemasan makanan.
Yakni, komitmen manajemen perusahaan terhadap industri yang ramah lingkungan, pencapaian ISO, kelayakan sebagai industri hijau Kemenperin, penggunaan bahan baku secara efektif, penggunaan energi terbarukan, proses produksi yang efektif terutama manajemen limbah, lalu pelaksanaan ekonomi sirkuler, pengelolaan penggunaan air serta upaya peningkatan literasi masyarakat terhadap lingkungan melalui berbagai CSR.
Contohnya dapat dilihat melalui pabrik Torabika dengan konsep zero waste-nya, yang memanfaatkan ampas kopi sebagai bahan bakar untuk proses produksi dalam rangka mengurangi penggunaan sumber daya energi untuk bahan bakar.
Lalu ada juga produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Le Minerale yang juga menerapkan sistem ekonomi sirkuler dari hulu hingga hilir, di mana sisa konsumsi kemasan ditarik dan didaur ulang menjadi bahan baku industri baru. Sistem seperti ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tapi juga penguatan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Gerakan Ekonomi Sirkular Le Minerale Berhasil Kumpulkan 6.300 Ton Sampah Plastik dalam Setahun
Dengan penerapan sistem ini, perusahaan pun telah berkolaborasi dengan industri daur ulang untuk mendaur ulang plastik kemasan PET (Polyethylene Terephthalate) menjadi bijih plastik sebagai bahan baku industri baru untuk polyester dan dakron.
Industri obat dan makanan akan terus kawal upaya keberlanjutan lingkungan
Menjalankan bisnis berbasis ekonomi sirkuler memang merupakan salah satu bagian dari upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan (sustainability).
Oleh karena itu, Kepala BPOM Penny K. Lukito mengharapkan para pelaku industri tidak hanya menggunakan bahan baku dan energi yang efisien, tapi juga mendorong untuk reuse, reduce dan recycle serta menggunakan Energi Baru Terbarukan atau EBT.
Baca juga: Terapkan Sustainable Lifestyle, Le Minerale Gandeng Cosmonauts Luncurkan Baju Dari Bahan Daur Ulang
"Saya kira dunia industri sudah sangat harus memerhatikan aspek lingkungan sebagai salah satu yang harus dikelola dalam supply chain risk management. Karena saat ini sudah tidak lagi kita menggunakan term Corporate Social Responsibility (CSR), tapi sudah ada terminologi baru lagi, yaitu ESSG, Environmentally Sustainable Social Governance," kata Penny.
Lebih lanjut, Penny menegaskan bahwa menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan adalah tanggung jawab seluruh manusia untuk mencegah bumi dari kerusakan yang makin parah.
Untuk itulah, Badan POM bersama Industri Obat dan Makanan akan menjadi bagian terdepan untuk mengawal keberlanjutan lingkungan.
“Kami berkomitmen dalam mendukung keberlanjutan produksi, konsumsi obat dan makanan berkelanjutan untuk Indonesia Maju dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023," tutupnya.