Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni menyarankan Pusat Pelaporan dan Analaisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk memeriksa rekening semua Partai Politik sebelum Pemilu 2024 digelar.

Sahroni mengatakan hal tersebut di antaranya untuk menjaga situasi.

Permintaan tersebut disampaikannya langsung kepada Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam acara Pembukaan GFC Fair 21 Tahun Gerakan Nasional APUPPT (Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme) yang disiarkan di kanal Youtube PPATK Indonesia pada Kamis (20/7/2023).

"Pak Mahfud izin, saya sebagai Bendahara Umum Partai. Waktu kemarin ribut-ribut masalah Kominfo terkait ada aliran dana partai politik, saya Whats App Pak Ivan untuk periksa rekening partai saya, Pak. Selaku Bendahara Umum, takut juga Pak, kalau ada rekening masuk," kata Sahroni.

"Ini, saya minta Pak Ivan, mendahului sebelum Pemilu itu digelar, kiranya Pak Ivan memberikan informasi kepada publik, bahwa partai politik sudah diperiksa melalui PPATK secara terbuka agar tidak ada indikasi atau hal-hal terkait dengan pemilu didanai dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," sambung dia.

Baca juga: PPATK Temukan Perputaran Uang Rp 90 Triliun di Sumatera Utara, Diduga Terkait Kejahatan Lingkungan

Sebelumnya, Sahroni menjelaskan tingginya tingkat kejahatan keuangan, kata dia, perlu disikapi dengan sangat serius terlebih saat ini kita tengah menuju tahun politik 2024.

Pemilu sebagai momen sakral demokrasi, lanjut dia, harus berjalan tanpa adanya intervensi dari dana kejahatan.

Oleh karena itu, kata dia, Komisi III sangat mengapresiasi berbagai capaian dan kinerja PPATK.

Baca juga: PPATK Blokir Banyak Rekening Sejak Awal Kasus Korupsi BTS Kominfo Bergulir

"PPATK telah berhasil mengambil peran penting dalam setiap penyelesaian kasus kejahatan di negeri ini, mulai dari pelacakan dana teroris, penelusuran dana TPPO, pengembangan aliran dana narkoba, investasi bodong, hingga pemblokiran rekening pelaku-pelaku kejahatan," kata Sahroni.