Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dukungan dari PBNU Dinilai Makin Meningkatkan Peluang PAN Lolos Parlemen

Pernyataan Ketua Umum PBNU merestui warga NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) menciptakan dampak elektoral signifikan.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Dukungan dari PBNU Dinilai Makin Meningkatkan Peluang PAN Lolos Parlemen
TribunSolo.com/Asep Abdullah
Bendera PAN. Pernyataan Ketua Umum PBNU merestui warga NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai menciptakan dampak elektoral signifikan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang merestui warga NU bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) menciptakan dampak elektoral signifikan.

Bahkan semakin menguatkan peluang PAN lolos Parlemen di Pemilu 2024.

“PAN sekarang bisa menangkap sinyal itu (pernyataan Ketum PBNU) secara baik. (Harus) bisa masuk ke kantung NU,” kata Pengamat Politik UIN Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan kepada wartawan dikutip pada Kamis (20/7/2023).

Bakir mengatakan, perkataan yang dilontarkan Ketua Umum PBNU tersebut merupakan bentuk dukungan secara tersirat.

Mengingat, warga NU secara tradisional memegang prinsip Samina wa athona yang bermakna patuh terhadap para pemimpin.

Baca juga: Soal Al-Zaytun, Ketum PBNU Minta Masyarakat Tidak Bertindak Sendiri Harus Berdasar Hukum

“Kalau kita baca secara sosiologis, nahdliyin itu tergantung kiai, Samina Wa Athona ke kiai. Walaupun dalam konteks politik agak cair, tetapi itu kan perlu dirangkul,” ucapnya.

Lebih lanjut, Bakir menyebut meski mendapat dukungan dari Ketum PBNU, PAN tetap harus bekerja secara optimal untuk memanfaatkannya. Salah satunya dengan memperkenalkan para Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang diusungnya pada Pemilu 2024 mendatang.

Terlebih, saat ini PAN banyak berisi tokoh-tokoh NU yang dapat dikapitalisasi dengan baik. Sejumlah tokoh NU yang tergabung dengan PAN seperti Gus Syaiful Nuri dari Pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani.

“Kalau dilihat PAN sepertinya banyak menarik tokoh-tokoh, public figur yang dianggap punya popularitas. Itu tidak menjamin, tergantung kerja partai,” ujarnya.

Baca juga: Erick Thohir Benarkan Dirinya Didorong PAN Jadi Cawapres Prabowo dan Ganjar

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menghadiri kegiatan Simposium Nasional Satu Abad Nahdlatul Ulama yang digelar Partai Amanat Nasional (PAN) di Surabaya, Sabtu (18/2/2023).

Dalam sambutannya, Gus Yahya mengapresiasi acara yang dihelat PAN tersebut. Bahkan, Gus Yahya berseloroh kepada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bahwa kegiatan itu digelar PAN agar warga NU juga tertarik untuk mencoblos.

Berita Rekomendasi

"Saya tahu Bang Zul mengadakan acara ini ada motivasi supaya orang NU mau nyoblos PAN. Dan itu sangat sah. Tapi saya juga kenal Bang Zul ini secara pribadi, saya tahu cara berpikirnya. Saya kira lebih dari itu, saya melihat Bang Zul juga punya harapan yang lebih tentang abad kedua Nahdlatul Ulama," ujar Gus Yahya yang disambut gemuruh tepuk tangan peserta yang hadir.

Gus Yahya hadir didampingi Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Menurut Gus Yahya, dirinya melihat PAN berhasil dengan nyata bertransformasi menjadi partai yang lebih rasional serta terbuka dan melalui mekanisme yang alami.

"Sehingga, tidak ada di PAN itu drama pencurian partai, kan gak ada karena normal semua," kata Gus Yahya.

"Saya tidak boleh ikut kampanye nyoblos PAN, kan gak boleh apalagi saya ini memang bukan kader. Tapi, sebagai Ketua Umum PBNU saya katakan bahwa warga NU tidak haram mencoblos PAN. Walaupun PAN memang harus tetap jadi Partai Amanat Nasional dan tidak harus berubah jadi Partai Akan NU," sambung Gus Yahya disambut gemuruh kader.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas