Kata Pangdam usai Pilot Susi Air Disandera 5 Bulan: Sehat, Pakaian Rapi, tapi Jenuh
Pangdam Cenderawasih menyebut kondisi pilot Susi Air dalam keadaan baik-baik saja. Ia menyebut Phillip sehat dan berpakain rapi tetapi jenuh.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan membeberkan kondisi terbaru dari pilot Susi Air Philip Mark Merthens usai lima bulan disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023 lalu.
Izak menyebut, berdasarkan foto yang diterimanya, Merthens dalam kondisi baik dan tampak berpakaian rapi.
"Ini dibuktikan dengan foto-foto yang beredar dimana, sang pilot tampak sehat, pakaiannya juga ganti-ganti dan rapi," katanya dikutip dari Tribun Papua, Kamis (20/7/2023).
Kendati demikian, Izak mengungkapkan bahwa pilot kelahiran Selandia Baru itu hanya jenuh lantaran disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Mukanya tidak stres, hanya bosan saja. Hanya matanya, mata bosan. Jadi tidak ada masalah dengan pilot ini," jelasnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Sebut Semua Jurus Digunakan Dalam Upaya Membebaskan Pilot Susi Air
Izak pun mengklaim dengan kondisi Phillip yang seperti itu, Egianus Kogoya dianggapnya telah menjaga dengan baik.
"Egianus menjaganya dengan baik, sehingga tampak sehat," katanya.
Panglima TNI Enggan Pakai Cara Militer, Tetap Kedepankan Negosiasi
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan pembebasan Phillip Merhtens tetap menggunakan cara negosiasi.
Dirinya menyebut negosiasi dengan KKB masih sanggup dilakukan oleh Pj Bupati Nduga.
"Pj Bupati Nduga masih sanggup dan beliau saat ini masih melakukan negosiasi, kita tunggu, karena memang Pak Bupati meminta kami melalui Pangdam, 'tolong TNI, kami dulu yang melaksanakan negosiasi," kata Yudo seusai pelatihan bersama di Bandung pada Senin (17/7/2023) dikutip dari YouTube Kompas TV.
Yudo mengaku enggan untuk melakukan pendekatan militer untuk membebaskan Philip.
Baca juga: Panglima TNI Yudo Margono Pastikan Kondisi di Dogiyai Papua Kondusif Pasca-Kerusuhan
Ia menganggap, jika cara itu tetap dilakukan, maka masyarakat yang akan menjadi korban.
"Nanti dampaknya bakal jadi kerugian yang besar khususnya masyarakat, korbannya pasti masyarakat. Sayat tidak mau seperti itu, kalau masih ada cara lain yang damai, kita prioritaskan secara damai," ujarnya.