Kemenkes: Jumlah Kasus DBD hingga Juli 2023 Capai 44 Ribu
DBD merupakan penyakit endemis dan menjadi public concern setiap tahun lantaran berbagai daerah terjadi kejadian luar biasa (KLB).
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu memaparkan, hingga pertengahan Juli 2023 Demam Berdarah Dengue (DBD) mencapai 44 ribu kasus.
Maxi menyebut, DBD merupakan penyakit endemis dan menjadi public concern setiap tahun lantaran berbagai daerah terjadi kejadian luar biasa (KLB).
Setiap tahun kasus DBD terbilang cukup tinggi.
Baca juga: Cegah DBD, Sukarelawan Ganjar Gelar Bersih-bersih Lingkungan di Serang
"Tahun 2023 sampai pertengahan tahun ini kasus kita nggak banyak, jika dibandingkan tahun lalu. Kalau lihat ada 44.000 lebih atau 16/100.000 ribu penduduk,"kata Maxi dalam kegiatan ASEAN Dengeu Selasa (25/7/2023).
Ia menjelaskan, tahun ini angka kematian DBD lebih rendah yakni sebanyak 332 kematian atau 0,07 persen.
"Kasus memang dilaporkan masih di 460 kabupaten atau kota dan di 33 provinsi," ujar Maxi.
Sementara, kematian terjadi di 153 kabupaten atau kota.
Sejauh ini, angka insiden DBD sejak 20 tahun terakhir di atas 50/100.000 penduduk.
Sementara target pemerintah 10/100.000 penduduk.
"Tapi paling kita baru ada di 40 atau 50/100.000 penduduk," ujar dia.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah kasus DBD.
Melalui tumpuan utama Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus, pemerintah berharap masyarakat mampu bersama-sama melakukan pencegahan.
"Gerakan satu rumah satu jumantik pemberantasan sarang nyamuk saya kira sudah lama terbentuk di masyarakat dan gerakan ini sangat-sangat membantu," urai Maxi.