Profil Henri Alfiandi, Kepala Basarnas yang Jadi Tersangka Kasus Suap Pengadaan Alat Deteksi
Henri Alfiandi diduga menerima aliran suap sejumlah Rp88,3 miliar terkait sejumlah proyek termasuk pengadaan proyek alat deteksi korban reruntuhan.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nuryanti
Tahun 1979, Hendri bersekolah di SD Angkasa 1 Lanud Iswahjudi.
Lalu ia melanjutkan ke SMPN 1 Maospati 1982 dan tiga tahun kemudian bersekolah di SMAN 1 Madiun.
Henri Alfiandi ternyata juga sempat mengenyam pendidikan kejuruan.
Baca juga: BREAKING NEWS KPK Tetapkan Kepala Basarnas Henri Alfiandi Tersangka Kasus Korupsi
Tahun 1986 ia bersekolah di Sekolah PARA Dasar, tahun 1987 di Penataran P4 dan tahun 1989 di Sussarcap Tahap I.
Ia juga sempat bersekolah di sekolah pilot, Comercial Pilot's Licience Course tahun 1990.
Di tahun yang sama, ia juga belajar di Sekolah Penerbang TNI AU dan Latihan Dasar Survival.
Pada 1991, ia dilatih di Transisi A-4 Skyhawk, setahun kemudian di Sekolah Terbang Layang dan Element Lead Course A-4.
Henri lalu mengikuti latihan FSO Course Bangladesh tahun 1994 dan masuk ke Sekolah Instruktur Penerbang TNI AU 1995.
Tak hanya itu sampai tahun 2007, Henri aktif di berbagai kelas seperti di Dik Konversi Hawk 100/200 (1997), HAWK 100/200 IP CRS (1998), Combine Weapon Instructur Course (1999), - SUS TARDAN (2003), Deutsch Sprache (Jerman) (2006) dan Sus Opsgab TNI (2007)
Lalu 2008 ia belajar di Sus Intel Strat dan Sus Athan RI tahun 2009.
Pada tahun 1997 Lulus dari Akademi Angkatan Udara, Henri melanjutkan ke jenjang Pendidikan Sekolah Komando Kesatuan TNI AU (Sekkau).
Setelah selesai, Henri lalu masuk Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) tahun 2003.
Pada tahun 2007 ia melanjutkan sekolah di Jerman, yakni di Lehrgang Generalstabs/ Admiralstabsdienst Mit Internationaler Beteiligung (LGAI) Germany
Tahun 2012, ia juga mendapat kesempatan untuk belajar di The Legion Of Merit, Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko) TNI tahun 2013.