Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UNESCO Menyerahkan Sertifikat Memory of the World Arsip Pidato Sukarno di PBB

Pada sambutannya, Kepala Arsip Nasional RI Imam Gunarto menyampaikan tentang pentingnya arsip dan dokumentasi sebagai khazanah bangsa.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in UNESCO Menyerahkan Sertifikat Memory of the World Arsip Pidato Sukarno di PBB
Ist
Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rieke Diah Pitaloka memperlihatkan Sertifikat Memory of the World Arsip Pidato Sukarno di PBB. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arsip Nasional Republik Indonesia mengadakan acara penyerahan sertifikat MOW dari UNESCO melalui Kementerian Luar Negeri RI untuk 3 warisan Indonesia yang pada mei 2023 telah disahkan menjadi warisan dunia.

Penyerahan Sertifikat MoW UNESCO untuk 3 warisan dokumenter Indonesia yaitu Arsip GNB 1, Arsip pidato Bung Karno di PBB To Build The Anew, dan Hikayat Aceh.

Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Rieke Diah Pitaloka menyampaikan, perjuangan penominasian Arsip GNB 1 dan Pidato Sukarno di PBB melalui perjalanan panjang kurang lebih 10 tahun dari tahun 2013 sampai disahkan oleh UNESCO pada Mei 2023.

"Kami rekomendasikan judul 3 Tinta Emas Abad 20 ke Arsip Nasional Republik Indonesia saat kami usulkan tiga arsip sejarah penting yang mengukir nama Indonesia di percaturan perdamaian dunia. Arsip Konferensi Asia Afrika (KAA), April 1955, di Bandung; Arsip Pidato Ir. Soekarno, September 1960, di PBB; dan Arsip Gerakan Non Blok Pertama (GNB) September 1961 di Beograd, Yugoslavia," ujar Rieke, Rabu (26/7/2023).

Rieke yang juga Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO ini berharap, arsip Tiga Tinta Emas Abad 20 benar-benar menjadi memori yang menuntun gerak langkah rakyat Indonesia, untuk menyatukan diri dalam keberagaman, hidup dalam harmoni.

"Memori pengingat bagi kita untuk terus bersuara dan berjuang: hentikan perang, hentikan agresi, hentikan intimidasi pada siapa pun atas nama apa pun," ujar Rieke.

Acara yang bertemakan Indonesian Documentary Heritages: Recalling The First NAM, To Build The World Anew and Hikayat Aceh as MOW & International Seminar on ASEAN’s Formation Archives selain penyerahan sertifikat MOW dari UNESCO juga ada seminar dan FGD bersama sekretariat ASEAN dan beberapa tokoh-tokoh.

Berita Rekomendasi

Pada sambutannya, Kepala Arsip Nasional RI Imam Gunarto menyampaikan tentang pentingnya arsip dan dokumentasi sebagai khazanah bangsa.

"Warisan dokumenter adalah jendela dan lorong waktu ke masa lalu untuk menjalani kekinian dan merancang masa depan. Sebuah khazanah pengetahuan, informasi, cerita dan pengalaman yang mencerminkan perjalanan peradaban bangsa.

Imam menekankan, penyerahan sertifikat UNESCO sebagai bentuk pengakuan dunia terhadap 3 warisan dukomenter bangsa Indonesia layak dirayakan sebagai suatu kebanggaan dan kebahagiaan.

"Namun melalui penghargaan UNESCO ini, sesungguhnya kita diingatkan akan tanggung jawab untuk terus melestarikan dan membuka akses terhadap warisan dokumenter tersebut kepada masyarakat dunia," tutur Imam.

Ia menambahkan, tahun ini, Indonesia dengan 9 negara Asia Tenggara dan ASEAN Secretariat akan menominasikan arsip Pembentukan ASEAN sebagai Memori of the World Asia Pacific.

Menurutnya, upaya itu dilakukan karena Arsip Pembentukan ASEAN memiliki signifikasi regional yang tinggi, khususnya sebagai organisasi regional yang berperan penting dalam menjaga stabilitas politik keamanan di Kawasan Asia Tenggara pada khususnya dan dunia pada umumnya.

"Pembentukan ASEAN merupakan sebuah proses yang berlangsung sejak dideklarasikan pada tahun 1967 hingga akhirnya disepakatinya ASEAN Charter 2007," kata Imam.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas