Divestasi Vale Belum Rampung, Jokowi: Mundur Sedikit Biar Tidak Keliru
Menurut Jokowi divestasi tersebut molor sedikit dari target awal yang ditetapkan yakni Juli lalu.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Proses divestasi PT Vale Indonesia Tbk masih belum rampung.
Hal itu ditegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai peresmian Gedung Olahraga Indonesia Arena di Komplek Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin, (7/8/2023).
"Belum, belum," kata Jokowi.
Penjualan kepemilikan saham Vale Indonesia kepada holding perusahaan plat merah MIND.ID belum selesai dilakukan.
Menurut Jokowi divestasi tersebut molor sedikit dari target awal yang ditetapkan yakni Juli lalu.
"Ya, tapi mundur sedikit," katanya.
Presiden menegaskan tidak ada kendala dalam proses divestasi tersebut.
Pembicaraan masih dilakukan agar tidak ada yang dirugikan dalam divestasi tersebut.
"Gak ada (kendala) tapi masih dalam proses pembicaraan terus, biar nggak keliru. Semua harus merasa diuntungkan. Semua harus merasa diajak," katanya.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, aksi korporasi PT Vale Indonesia yang bakal melepas sekitar 14 persen sahamnya kepada Pemerintah, kian menemui titik terang.
Arifin mengungkapkan, kepastian tersebut bisa terjadi dalam waktu dekat.
"Mudah-mudahan (kesepakatan terjadi dalam waktu dekat). Nanti akan dilaporkan ke Pak Presiden," ucap Arifin Tasrif saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Seperti diberitakan sebelumnya, Vale Indonesia dikabarkan bakal melepas sekitar 14 persen sahamnya kepada Pemerintah.
Hingga saat ini tercatat, saham Pemerintah di Vale Indonesia hanya sebesar 20 persen, yakni melalui Holding Badan Usaha Milik Negara sektor tambang yakni MIND ID (Mining Industry Indonesia).
Baca juga: MIND.ID Tanggapi Kritik Adian Napitulupu di Rapat dengan Komisi VII DPR: Akan Kami Cross Check
Tak hanya besaran saham yang dilepas, Menteri Arifin juga mengungkapkan bahwa kesepakatan terkait siapa yang menjadi pengendali operasional tambang juga semakin mengerucut.