Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puan Bertemu Ketua Parlemen Laos, DPR RI Sepakat Berantas Kejahatan Narkotika

DPR RI dan Parlemen Laos pun sepakat untuk memperkuat komitmen terhadap pemberantasan kejahatan transnasional.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Puan Bertemu Ketua Parlemen Laos, DPR RI Sepakat Berantas Kejahatan Narkotika
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Ketua DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) 2023 Puan Maharani menerima kunjungan President of National Assembly of Laos, Xaysomphone Phomvihane. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) 2023 Puan Maharani menerima kunjungan President of National Assembly of Laos, Xaysomphone Phomvihane. 

Dalam pertemuan bilateral itu, kedua pimpinan parlemen sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai sektor, termasuk dalam pemberantasan kejahatan transnasional.

DPR RI dan Parlemen Laos pun sepakat untuk memperkuat komitmen terhadap pemberantasan kejahatan transnasional.

Misalnya memberantas tindak pidana narkotika yang dinilai sangat penting dalam mendukung terwujudnya kawasan ASEAN yang aman, stabil, dan sejahtera.

Kondisi geografis Laos yang berbatasan dengan Thailand dan Myanmar memperbesar potensi penyelundupan dan perdagangan gelap narkotika di wilayah ASEAN

Wilayah luas golden triangle sebagai penghasil opium itu berdampak produk narkotika tersebar ke berbagai negara.

“Saya mendorong peningkatan kerja sama bilateral untuk mengatasi kejahatan narkotika tersebut. Kerja sama yang dimaksud antara lain pertukaran dokumen, materi dan informasi hukum yang bersifat publik dan kerja sama teknis dalam penanganan kejahatan lintas negara,” kata Puan, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/8/2023).

Berita Rekomendasi

Puan juga mendorong Parlemen Laos untuk mendukung pengesahan ASEAN Extradition Treaty atau Perjanjian Ekstradisi ASEAN yang disepakati kedua negara.

“Saya berharap akan dukungan Laos untuk pengesahan ASEAN Extradition Treaty dalam pertemuan ASEAN yang membahas hal tersebut,” ujarnya.

Lebih lanjut, hubungan bilateral Indonesia dan Laos sendiri sudah terjalin selama 66 tahun dan terus mengalami peningkatan. 

Terlebih antara Indonesia-Laos telah membentuk ‘Komisi Bersama untuk Kerja Sama RI-Laos’ sejak tahun 2013 yang diharapkan dapat menemukan solusi bersama atas masalah yang dihadapi oleh Indonesia-Laos.

Dalam kesempatan tersebut, Puan mengapresiasi nilai perdagangan bilateral Indonesia-Laos yang mengalami peningkatan secara signifikan, dari semula sebesar USD 45 juta pada tahun 2021, menjadi USD 194 juta pada tahun 2022. Ia berharap nilai perdagangan Indonesia-Laos dapat terus ditingkatkan.

Apalagi pada investasi, Indonesia dan Laos telah membicarakan rencana keterlibatan Indonesia dalam pembangunan berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Laos seperti pengadaan kereta api dari PT. INKA untuk Petrotrade Laos Public Company. 

Kemudian Indonesia juga tertarik untuk bekerja sama imbal dagang (counter trade) pembelian potasium dari Laos mengingat potensi tambang potasium yang besar di sana.

Puan berharap DPR dan Parlemen Laos dapat mendorong realisasi rencana-rencana tersebut, termasuk pada rencana kerja sama investasi pembangunan pabrik pupuk di Laos oleh BUMN Indonesia.

Baca juga: ASEAN-BAC Summit 2023 Bakal Jadi Ajang Promosi Gaet Investor IKN

“Saya juga berharap, Parlemen Laos dapat memberi dukungan penuh sehingga tindak lanjut hal tersebut dapat segera diwujudkan. Dan untuk memperkuat kerja sama ekonomi, saya juga mendorong realisasi pembukaan akses penerbangan langsung antara Indonesia dan Laos,” ujarnya.

Menurut Puan, akses penerbangan langsung akan memperkuat konektivitas antar negara dan membuka peluang kerja sama di berbagai bidang. Khususnya di bidang ekonomi dan pariwisata.

Di sisi lain, Puan mengapresiasi pencapaian Laos dalam ketahanan energi, yang bersumber dari energi terbarukan. 

Diketahui Laos muncul sebagai pemain kunci dalam energi baru terbarukan. Dengan lebih dari 70 bendungan yang beroperasi dan total kapasitas pembangkit sekitar 8.000 MW, negara itu telah mencapai kemajuan memenuhi kebutuhan energinya dari sumber air.

“Capaian tersebut menegaskan kontribusi Laos terhadap ketahanan energi dan tujuan pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara,” ujar Puan.

Indonesia sendiri siap menjalin kerja sama dengan Laos, seperti kerja sama PLN dengan Électricité du Laos. Puan menilai, Indonesia dan Laos dapat saling bertukar pengalaman dalam upaya pengembangan energi terbarukan.

“Saya mendorong kerja sama berupa pertukaran pengalaman, dan best practice dalam pengembangan sektor energi terbarukan. Saya berharap Indonesia dan Laos dapat menegaskan pentingnya transisi energi terbarukan sebagai pengganti bahan bakar fossil dalam kebijakan domestik dan regional,” katanya.

Terkait hubungan politik, Puan mengatakan Indonesia dan Laos telah memberi kontribusi positif bagi stabilitas kawasan. Ia pun mengajak Parlemen Laos untuk selalu berkontribusi pada upaya terjaganya stabiltas dan keamanan di kawasan.  

“Indonesia memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan SDM Pertahanan Laos. Hal tersebut ditandai dengan keterlibatan Perwira Angkatan Bersenjata Laos dalam mengikuti pendidikan di Indonesia,” ujar Puan.

Puan juga meminta Parlemen Laos agar dapat mendorong Pemerintahannya untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan. 

Apalagi, kata Puan, Laos tertarik untuk membeli pesawat dan alutsista pertahanan mereka dari Indonesia.

“Kiranya Parlemen Laos dapat mendorong tindak lanjut pembelian pesawat terbang yang diproduksi Indonesia, yang diminat Pemerintah Laos,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas