Deretan Peristiwa Demo Buruh Tolak UU Cipta Kerja: Provokasi Hoaks hingga Rizal Ramli Nyinyir Jokowi
Ada sejumlah peristiwa menarik saat ribuan buruh turun ke jalan menuntut pencabutan UU Cipta Kerja, Kamis (7/8/2023). Rizal Ramli turun ke jalan.
Editor: Wahyu Aji
![Deretan Peristiwa Demo Buruh Tolak UU Cipta Kerja: Provokasi Hoaks hingga Rizal Ramli Nyinyir Jokowi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/massa-buruh-di-patung-kuda.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada sejumlah peristiwa menarik saat ribuan buruh turun ke jalan menuntut pencabutan Undang-Undang Cipta Kerja, Kamis (7/8/2023).
Peserta aksi yang datang sejak siang, bertahan hingga malam di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta.
Massa yang melakukan demo terdiri dari beberapa aliansi.
Mereka tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), hingga Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK).
Berikut sejumlah peristiwa yang terjadi saat demo kemarin:
Rizal Ramli ikut orasi
Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Rizal Ramli turun ke jalan ikut menolak UU Cipta Kerja.
Dalam orasinya ia menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berbohong dan memiskinkan rakyat.
Sedangkan Jokowi bersama pejabat pemerintahan justru semakin kaya.
"Jokowi ajak kita miskin berjamaah, dia sendiri bersama pejabatnya enggak miskin, malah nambah kaya," kata Rizal Ramli dalam orasinya.
Lebih lanjut ia menyebutkan semua janji Jokowi abal-abal yang di mana tidak mencerdaskan rakyat tapi justru meningkatkan kekayaan oligarki.
"Jokowi dengan kebohongannya berkali-kali, dengan janji abal-abal tidak mencerdaskan rakyat. Jokowi dengan memakai buzzer bayaran justru memperbodoh rakyat," tuturnya.
![Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Rizal Ramli dalam demo buruh yang menolak UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis (10/8/2023).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rizal-ramli-dalam-demo-buruh-nih3.jpg)
"Jokowi tapi berhasil meningkatkan kekayaan oligarki secara ugal-ugalan," sambung Rizal Ramli.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya di masa kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla ini menyebut, Jokowi punya tampang yang merakyat.
Namun tidak dengan isi hatinya.
"Di hati Pak Harto ada rakyat Indonesia. Jokowi di hatinya tidak ada rakyat, tampangnya doang yang merakyat. Di hatinya hanya ada oligarki. Presiden Gus Dur hatinya ada untuk rakyat," ujarnya dalam orasi.
Lebih lanjut, Rizal Ramli juga mengatakan Jokowi dalam pemerintahannya saat ini justru memperluas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dan membangun politik dinasti.
Hal itu, tegasnya, membuat Jokowi banyak melakukan pelanggaran konstitusional.
"Jokowi juga memperluas KKN dan membangun politik dinasti. Bayangkan itu anaknya jadi wali kota, bupati, mantunya kayanya luar biasa, investasi 100 miliar dari hasil sogokan," tuturnya.
"Jokowi membangun politik dinasti keluarga secara vulgar tanpa malu-malu. Pelanggaran konstitusional Jokowi sangat banyak, mencabut sektor negara, kondisi ekonomi rakyat hancur," tambah Rizal Ramli.
Beredar info hoaks pendemo ditusuk aparat
Polisi mengungkap motif R (59), pria lanjut usia (lansia) yang menyebarkan video hoaks bernarasi 'pendemo ditusuk aparat' ke media sosial.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak menyebut tersangka sengaja menyebarkan itu agar buruh yang tengah berdemo tersulut emosinya.
Baca juga: Sebar Hoaks Pendemo Buruh Ditusuk Aparat, Seorang Lansia Ditangkap
"Betul untuk memprovokasi massa aksi unjuk rasa yang dilaksanakan tanggal 10 Agustus kemarin di Jakarta," kata Ade Safri saat dihubungi, Jumat (11/8/2023).
Tersangka sendiri mendapatkan video tersebut dari sebuah grup WhatsApp yang kemudian disebar tanpa dicek kebenarannya.
"Akan tetapi tersangka lupa mendapatkan pesan tersebut dari grup yang mana dan dari siapa karena tersangka memiliki grup pada WhatsApp-nya kurang lebih sebanyak 54 grup," ujarnya.
Penyebar Hoaks Ditahan
R (59), seorang pria lanjut usia (lansia) ditangkap polisi lantaran menyebarkan kabar bohong alias hoaks terkait aksi demo buruh yang digelar pada Kamis (10/8/2023).
Penangkapan ini dilakukan setelah penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya melakukan patroli siber.
"Dilakukan oleh pemilik nomor whatsapp 628131xxx dan dikirimkan pada grup Whatsapp grup (WAG) *"B P"*, berupa video seseorang yang di kepalanya masih tertancap pisau sangkur dan sedang ditangani oleh tim Medis," kata Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak dalam keterangannya, Jumat (11/8/2023).
Baca juga: Video Hoaks Pendemo Ditusuk Aparat Ternyata Video Tahun 2018 di Maluku Tengah
Ade mengatakan dalam menyebarkan video tersebut, pelaku menggunakan narasi yang seolah-olah korban di video itu ditusuk oleh aparat di Jakarta Barat.
Adapun narasi itu bertuliskan 'aksi demo ditusuk sama aparat di Jalan Daan Mogot Jakarta Barat pada hari ini pukul 09.00 WIB aksi demo berasal dari Tangsel yang akan melaksanakan aksi orasinya di Jakarta. Bangsat yang tusuk aparat PKI biadab, persiapkan senjata nyawa harus dibayar dengan nyawa'.
Setelah melakukan penyelidikan, akhirnya R langsung ditangkap di rumahnya sekitar pukul 02.00 WIB.
"Alhamdulillah kurang dari 24 jam berhasil kami ungkap," tuturnya.
Ade menuturkan sampai saat ini R masih menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Subdit Cyber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.
Saat ini, R sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan di rumah tahanan (rutan) Polda Metro Jaya
"Keterangan (tersangka) ini masih terus didalami tim penyidik untuk dalami motif dan afiliasi pelaku," ujarnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 28 ayat (2) jo 45A ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.
Berlangsung hingga Malam
![Massa aksi dari sejumlah elemen buruh sempat membakar atribut demo mulai spanduk hingga banner di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (10/8/2023) malam.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/massa-aksi-di-patung-kuda.jpg)
Massa demo dari sejumlah elemen buruh itu baru membubarkan diri sekitar pukul 23.30 WIB.
Dengan selesai tengah malam itu, massa buruh melanggar aturan penyampaian pendapat yang harusnya selesai sekitar pukul 18.00 WIB.
Para massa aksi juga melakukan pembakaran terhadap spanduk-spanduk yang mereka bawa untuk atribut demo.
Bahkan, salah satu orator mengancam akan bermalam di kawasan ini hingga pemerintah mencabut UU Omnibuslaw Cipta Kerja hingga UU Kesehatan.
"Ingat kawan-kawan, kita sudah berjuang sejak lama. Ini kita akan bermalam hari ini. Jadikan tanggal 10 Agustus menjadi momentum," ucap orator.
Polisi Sempat Negosiasi
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, mengatakan pihaknya sudah melakukan negosiasi kepada para koordinator lapangan (korlap) agar aksi segera diselesaikan.
Namun, pihaknya lebih memilih mengalah agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
"Pada prinsipnya, walaupun kami menyiapkan personel yang cukup banyak, tapi kami tidak berarti ingin melakukan hal-hal yang sifatnya represif."
"Kalau bisa diimbau pelan-pelan, ya kami mengalah, tak apa-apa kami mengalah. Kami sabar menunggu, rekan-rekan pengunjuk rasa menyelesaikan acaranya," kata Karyoto, Jumat (11/8/2023) dini hari.
![Massa buruh yang melakukan aksi demo menolak UU Cipta Kerja masih bertahan hingga petang di kawasan Patung Kuda, Jakarta. Ribuan buruh ini mulai berkumpul sejak pukul 12.30 WIB, Kamis (10/8/2023).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/massa-buruh-di-patkud.jpg)
Di sisi lain, Karyoto mengatakan hingga malam tadi, masih banyak ibu-ibu yang masih bertahan di dalam massa aksi tersebut.
"Ya kita lihat sudah malam hari beberapa perkiraan, masih ada ibu-ibu yang demo juga tadi."
"Kalau kita lakukan tindakan-tindakan represif tentunya, sebenarnya tindakan represif yang paling awal adalah sangat-sangat soft," jelasnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.