Bawaslu dan Google Kerjasama Tangkal Disinformasi Pemilu
Bawaslu akan bekerja sama Google Indonesia untuk menangkal disinformasi Pemilu melalui program-program kreatif.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menyambut baik ajakan kerja sama Google Indonesia untuk menangkal disinformasi Pemilu melalui program-program kreatif.
Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty menginginkan program kreatif tersebut nantinya dapat memuat isu-isu kepemiluan yang menjadi perhatian lembaga pemantau pemantau pemilu ini.
"Kalau dilihat dari programnya, sepertinya, cara Google ini menjadi hal yang pas dalam mengkampanyekan isu kepemiluan," kata Lolly dalam keterangannya, Sabtu (12/8/2023).
Apalagi ungkap Lolly, hampir seluruh konten informasi yang dimiliki Bawaslu menyasar pada tiga isu khusus, seperti: antipolitik uang, netralitas ASN, dan politisasi SARA.
Maka dari itu, dia berharap, Google Indonesia dapat mengemas isu-isu tersebut dengan kreatif.
"Nah ini menjadi fokus Bawaslu karena tiga isu selalu jadi trending setiap pemilu. Saya percaya tim Google, dapat menyampaikan materi ini dengan konten yang kreatif," harapnya.
Ajakan kerja sama ini disampaikan Google Indonesia kepada Bawaslu dalam rapat kerja sama yang berlangsung daring pada Jumat (12/8/2023),
Product Marketing Manajer Google Indonesia Ravina Gobindram menjelaskan maksud dan tujuan pihaknya menawarkan program tersebut guna mengedukasi masyarakat khususnya pemuda agar mampu memilah disinformasi kepemiluan dengan baik.
Baca juga: Bawaslu Telusuri Video Bupati Banyumas dari PDIP yang Tanya Pilihan Capres ke Mahasiswa Baru Unsoed
Google Indonesia sudah melakukan beberapa kampanye untuk menangkal disinformasi yang marak jelang pemilu. Salah satunya dengan mengadakan kuis bertajuk 'Rechek Sebelum Kegocek'.
"Kita membuat sesuatu yang tidak kaku, ada lucunya, tapi membuat orang waspada akan misinformasi yang ada," terangnya.
Senada dengan Ravina, Senior Hubungan Pemerintah Google Indonesia Arianne Santoso mengungkapkan penyampaian program dengan menyisipkan konten komedi, sudah berdasarkan riset, di mana masyarakat Indonesia senang akan hal berbau komedi.
Baca juga: Tim Seleksi Bawaslu Diduga Punya Konflik Kepentingan Dalam Proses Perekrutan di Daerah
Menyikapi itu, Lolly menambahkan agar dalam pemilihan talent untuk mengisi program itu haruslah talent yang tidak berpihak kepada calon tertentu.
"Saya sih inginnya, talent yang dipilih, tidak berpihak kepada calon peserta pemilu manapun. Meskipun ada unsur komedi dalam penyampaiannya, tapi tetap menjunjung tinggi netralitas," ujarnya.