4 Fakta Pegawai BUMN Terduga Teroris di Bekasi, Berbaiat ke ISIS 2014 Hingga Bersiap Lancarkan Teror
Fakta-fakta DE, pegawai BUMN terduga teroris di Bekasi Utara, Jawa Barat. Punya belasan senjata api hingga rutin latihan menembak untuk aksi teror.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut fakta-fakta DE, pegawai BUMN terduga teroris di Harapan Jaya, Bekasi Utara, Jawa Barat, Senin (14/8/2023) siang.
Masyarakat di sekitar Perumahan Persona Anggrek Harapan tak menyangka bila DE berbaiat terhadap ISIS.
Segelintir masyarakat mulai muncul setelah aparat kepolisian dari Densus 88 Antiteror Polri mengintai DE sejak sepekan lalu.
Namun, masyarakat tidak pernah bepikir bila DE terlibata jaringan teroris.
Barus setelah rumah DE, masyarakat terkaget-kaget karena ada Densus 88 menemukan 18 pucuk senjata api baik pistol maupun laras panjang.
"(DE) Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (14/8/2023).
Polisi pun tak membantah bila DE seorang pegawai BUMN di PT KAI.
Baca juga: 18 Senjata Api hingga Bendera ISIS Ditemukan di Rumah Pegawai BUMN Terduga Teroris
DE ditangkap setelah Densus 88 menintainya selama sepekan.
Berikut fakta-fakta DE terlibat jaringan teroris ISIS
1. Berbaiat Terhadap ISIS Sejak 2014
DE merupakan pria kelahiran di Purbalingga, 21 Januari 1995.
Dalam akun media sosialnya, benih-benih radikalisme dalam diri DE sudah muncul.
DE kerap mengunggah soal ISIS di media sosial sejak 2011 atau saat berusia 16 tahun.
Menurut pengakuannya kepada polisi, DE mengenal faham daulah atau negara pada 2014.
Baca juga: Sosok S Terduga Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Boyolali: Murid Doktor Azahari-Simpatisan ISIS
Lantas ia pun berbaiat kepada pentolan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi dengan membaca teks baiat di media sosial.
Saat itu, ISIS mulai ramai dan menjari pembicaraan hangat di Indonesia.
Keinginan dirinya melakukan aksi teror pun muncul setelah peristiwa kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok yang dipicu tahanan teroris pada 8 Mei 2018 silam.
"Saya menjadi terinsipirasi dan memiliki ghiroh yang tinggi untuk melalukan amaliyah sehingga saya mencari informasi jual beli senjata api," kata DE ditirukan Juru bicara Densus 88 Anteror Polri Kombes Aswin Siregar, Senin (14/8/2023).
2. Latihan Menembak 2 Bulan Sekali
Setelah mendapatkan sejata api, DE lantas rutin berlatih menembak 2 bulan sekali di Gunung Geulis.
Ia kerap menggunakan pistol merek Baikal Makarov buatan Rusia dengan ukuran peluru 9 milimeter saat berlatih menembak.
Tujuannya melakaukan latihan menembak untuk melakukan teror.
Tak hanya itu, ia pun aktif menggalang dana untuk kepentingan teror.
Untuk kepentingan propaganda, ia berperan menjadi admin dan membuat beberapa chanel telegram.
"Ia merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
3. Senjata Laras Panjang di Meja Komputer
Densus 88 Antiteror Polri menyita 18 pucuk senjata api berbagai jenis.
Ada yang masih bentuk airgun, ada air gun yang dimodifikasi jadi senjata api dan ada juga senjata api pabrikan.
Tak hanya senjata api, Densus 88 Antiteror Polri pun menyita ratusan amunisi dari rumah DE.
Senjata dan amunisi tersebut ditemukan Densus 88 di rumah DE.
Bendahara RT bernama Agung yang ikut menyaksikan penggeledahan menyebut saat penggeledahan, dirinya melihat senjata api laras panjang di bawah meja komputer.
"Saya saksi di dalam, pas penggeledahan senjata semua, sempat kaget juga, pertama ditemuin senjata laras panjang di bawah meja komputer, takut juga saya," kata Agung.
Selanjutnya, Densus 88 kembali menemukan senjata api berbagai jenis lengkap dengan ratusan amunisinya.
Selain senjata api, di dalam rumah DE ditemukan benda-benda seperti rompi antipeluru serta seragam bercorak loreng.
"Kalau yang pistolnya lumayan banyak, komplit, peluru ada banyak, ada ratusan dari yang kecil sampai yang sedang," ucap Agung.
4. Jarang Bergaul Tapi Suka Ikut Rapat Warga
Ichwanul Muslimin, ketua RT setempat mengatakan, DE baru tinggal di lingkungannya sekitar enam bulan.
Selama 6 bulan tinggal, DE terbilang jarang berinteraksi dengan warga setempat.
Tetapi DE suka ikut rapat bersama pengurus lingkungan RT.
"Kalau keluarganya jarang (interaksi), tapi kalau rapat RT dateng dia makanya kita enggak nyangka," katanya.
Kepribadian DE terbilang ramah, selain ikut rapat RT dia juga ikut dalam kegiatan lingkungan di antaranya membantu perbaikan saluran melalui sumbangan dana.
"Ramah, kalau ngobrol enggak, karena kita interaksinya kalau dia mau berangkat kerja aja," jelas dia. (Tribunnews.com/ Abdi/ tribunjakarta.com/ Yusuf Bachtiar)