Cerita Muhidah Jalani Operasi Miom dengan Tenang Berbekal Program JKN dari BPJS Kesehatan
Wanita 53 tahun bernama Muhidah menceritakan proses operasi penyakit miom yang dialaminya dengan menggunakan Program JKN dari BPJS Kesehatan.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita paruh baya berusia 53 tahun asal Kelurahan Pejaten Timur bernama Muhidah, merupakan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Pemerintah Daerah. Muhidah -sapaan akrabnya- saat ditemui di RSUD Jatipadang Selasa (09/08), bercerita sedang menjalani perawatan menunggu jadwal operasi, atas diagnosa miom sebesar 5 sentimeter pada rahimnya.
Awal mula Muhidah menyadari ada yang tidak beres pada tubuhnya adalah saat mengalami haid, rasa sakit yang dirasakan masih normal, namun volume darah yang keluar sangat banyak sehingga membuat Muhidah khawatir. Selain itu, pada umumnya wanita seumuran Muhidah sudah mulai mengalamai gejala-gejala menopause seperti tidak teraturnya siklus haid, dengan fakta tersebut dirinya berkomitmen untuk memeriksakan kondisi kesehatannya.
“Pertama cerita ke saudara, saya haid masih banyak bahkan itu bisa dibilang pendarahan hebat, belum ada tanda-tanda menopause, lalu saya disuruh untuk segera periksa aja ke puskesmas takut terjadi apa-apa jika dibiarkan. Saya akhirnya berobat ke Puskesmas dekat rumah bawa kartu BPJS Kesehatan,” cerita Muhidah.
Baca juga: Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan Bisa Dicicil Selama Setahun, Simak Cara dan Mekanisme Pendaftarannya
Setelah berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur, Muhidah kemudian dirujuk ke Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, karena ketersediaan dokter kandungan berada di puskesmas tingkat kecamatan. Di sana Muhidah mendapatkan pelayanan USG untuk melihat kondisi rahimnya.
“Berdasarkan hasil konsultasi bersama dokter di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dan menjalani pemeriksaan USG, di ketahuilah kalau ternyata ada miom di rahim saya, setelah itu pihak puskesmas langsung mengeluarkan surat rujukan lagi RSUD Jatipadang untuk diperiksa lebih lengkap dan diobati di sana,” sambungnya.
Melalui berbagai pemeriksaan secara lengkap mulai dari cek darah lengkap, USG dan lain-lain di RSUD Jatipadang, Muhidah disarankan untuk melakukan operasi pengangkatan miom, demi meminimalisir gejala yang lebih parah dan demi kesembuhannya sendiri. Sempat terjadi kecemasan pada dirinya, ia mengkhawatirkan berapa biaya yang harus ia siapkan untuk tindakan ini.
Baca juga: Tekan Angka Kecelakaan Kerja, BPJS Ketenagakerjaan Gelar Workshop K3 Bagi Sektor Perkebunan
”Begitu tahu miom ini harus diangkat melalui operasi, hal pertama yang terbesit adalah biaya, bingung sendiri saya bagaimana cara membayar biaya rumah sakit ini. Tapi bersyukurnya anak saya lebih pintar, katanya kalau sudah jadi peserta JKN semua biaya bakalan ditanggung, jadi tidak ada biaya apapun. Dari situ makanya saya berani mengiyakan untuk tindakan pengangkatan miom ini. Kemudian saya cukup menunggu jadwal tindakan saja yang akan dilakukan sore ini dengan tenang,” ungkap Muhidah.
Berbekal kepesertaan JKN aktif dan persiapan yang matang, dirinya siap menjalani tindakan operasi untuk menyembuhkan penyakit yang dialaminya. Menurut Muhidah sebagai seorang ibu rumah tangga, membayar biaya pengobatan bukan hal yang ringan. Oleh karenanya ia sangat mendukung hadirnya Program JKN ini untuk memberikan rasa aman dan perlindungan bagi dirinya sekeluarga.
Sejauh pengamatan Muhidah, pelayanan yang dirasakannya selaku peserta Program JKN sudah bagus, baik di Puskesmas maupun rumah sakit yang disambanginya. Ia menjelaskan selama melakukan pengobatan dirinya tidak pernah dimintakan uang satu rupiah pun, semua sudah di tanggung penuh. Ditambah lagi saat pendaftaran pelayanan ia tidak lagi diminta fotokopi identitas sehingga uang untuk berobat nol.
Baca juga: Cerita Perjuangan Aser Yawan yang Berhasil Sembuhkan Kanker Lewat Program JKN
”Sekarang untuk pendaftaran pasien BPJS Kesehatan, tidak lagi diribetkan dengan berkas-berkas yang harus di fotokopi, kalau punya kartu BPJS Kesehatan ya tunjukan itu saja ke petugas administrasi di puskesmas atau rumah sakit. Jadi benar-benar tidak perlu keluar uang buat berobat ya,” pungkasnya.
Kini banyak kemudahan yang bisa didapatkan oleh peserta JKN. Tanpa harus bertemu langsung dengan petugas, BPJS Kesehatan juga mempunyai inovasi dalam memberikan kemudahan lain terkhusus bagi pengguna smartphone. Inovasi yang dibentuk tersebut antara lain seperti Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp (PANDAWA), Mobile JKN, Chat Assistant JKN (CHIKA) dan BPJS Kesehatan Care Center 165. Dengan begitu, peserta JKN cukup dari rumah saja untuk mengakses layanan tersebut. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.