Gandeng Industri, Mendikbud: Masa Depan Pendidikan Tinggi Itu Hybrid, Tak Mungkin Dimonopoli
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa institusi pendidikan saat ini tidak dapat 'berdiri sendirian.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa institusi pendidikan saat ini tidak dapat 'berdiri sendirian' dalam menghadirkan masa depan bagi para mahasiswa.
Karena mahasiswa merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan mengambil peranan dalam pembangunan sosial dan ekonomi negara ini di masa depan.
Baca juga: Mendikbudristek Nadiem Makarim: Data Kekerasan di Sekolah Menyeramkan
Oleh karena itu, penting untuk menciptakan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan industri untuk melahirkan SDM unggul yang berkualitas.
Dalam acara RekaTalks 2023 bertajuk 'Creating Impactful Innovation Through Technology for Sustainable Development' yang digelar Kedaireka, platform besutan kementerian yang dipimpinnya, Nadiem menekankan bahwa sinergi dua sektor ini telah terlihat sejak 3 tahun terakhir, khususnya saat pandemi virus corona (Covid-19).
"Mungkin kita belum pernah melihat dalam 3 tahun terakhir, lebih banyak sinergi yang terjadi antara industri dan sistem pendidikan kita," jelas Nadiem, dalam acara yang digelar di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2023).
Ia pun menjelaskan bahwa pemerintah tentunya memiliki alasan dalam mempertimbangkan kolaborasi ini.
Sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi, kata dia, di masa depan akan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak termasuk industri.
"Dan sebenarnya alasan kita melakukan ini adalah masa depan pendidikan tinggi adalah hybrid. Nggak mungkin di masa depan, pendidikan itu dimonopoli oleh hanya satu institusi, yaitu institusi pendidikan," kata Nadiem.
Nadiem kembali menuturkan bahwa peran institusi pendidikan adalah mempermudah masuknya sektor yang dapat mengakselerasi kemampuan mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja.
Baca juga: Nadiem Makarim: Kekerasan di Sekolah Sudah jadi Pandemi, Korbannya Lebih Besar dari Covid-19
"Harusnya institusi pendidikan itu mengayomi berbagai macam sektor dan dimasukkan ke dalam program mahasiswa, mau itu S1, S2 dan lain-lain," papar Nadiem.
Dirinya melihat masa depan pendidikan tinggi tanah air kini harus melibatkan lintas sektor, bukan semata mengedepankan sisi akademis saja.
Karena pada akhirnya, para SDM unggul ini akan bekerja menyesuaikan dengan kebutuhan industri.
"Menurut saya, masa depan pendidikan tinggi, mau itu persiapan karier, profesi, wirausaha, itu nggak bisa satu dimensi dan sudah nggak mungkin bahwa semuanya itu harus akademik," tutur Nadiem.