Asal Usul 16 Senjata Api Milik Karyawan BUMN Terduga Teroris di Bekasi Masih Misteri
Asal usul belasan senjata api milik karyawan BUMN berinisial DE terduga teroris yang tangkap anggota Densus 88 Antiteror di Kota Bekasi masih misteri
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Asal usul belasan senjata api milik karyawan BUMN berinisial DE terduga teroris yang ditangkap anggota Densus 88 Antiteror di Kota Bekasi, Jawa Barat, masih menjadi misteri.
DE sebelumnya ditangkap dengan sejumlah barang bukti termasuk 16 senjata api.
Rinciannya 11 laras pendek dan sisanya 5 berupa laras panjang.
Bahkan beberapa di antarannya merupakan senjata yang dibuat oleh pabrikan.
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, Densus 88 bekerja sama dengan Polda Metro Jaya masih menelusuri senjata api tersebut.
Polisi belum bisa memastikan apakah senjata api milik DE apakah ilegal atau tidak.
Baca juga: Oknum Karyawan PT KAI Terlibat Terorisme, Menteri Agama Bakal Temui Menteri BUMN Bahas Pencegahan
"Untuk senjata pabrikan akan kita lihat senjata terdaftar legal atau ilegal. Senjata pabrikan yang ada nomor registernya akan tercatat di Polri."
"Kalau ilegal tentu kita telusuri asal usul senjata ini berasal," ucap Ahmad Ramadhan, dikutip dari BreakingNews Kompas TV, Rabu (16/8/2023).
Juru Bicara Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar menambahkan, dari 16 senjata milik DE, ada 5 senjata hasil modifikasi.
"Dari air gun menjadi senjata api penuh. Ada juga pain gun menembak jarak dekat," ucapnya.
Aswin melanjutkan, Densus 88 selanjutnya akan membawa barang bukti senjata api ke Laboratorium Forensik Polri.
Nantinya tim akan memastikan apakah semua komponen senjata buatan pabrikan atau sudah ada modifikasi.
"Apakah ini asli artinya total bahan pabrik. Atau sudah ada perubahan atau tambahan. Ini butuh waktu (untuk membuktikannya)," kata Aswin.
Baca juga: Densus 88: Karyawan BUMN Terinspirasi dari Tayangan Televisi soal Penyerangan Napiter Mako Brimob
Selain itu, Aswin menyebut, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyidikan terkait sumber dana yang dipakai DE untuk melakukan modifikasi senjata.
DE sendiri selain sebagai karyawan BUMN, ia juga memiliki usaha jual beli diecast mainan militer.
DE menjual barang, seperti gear perlengkapan dan baju taktikal secara online.
"Yang bersangkutan karyawan BUMN, dari segi pendapatan saya kira gaji sudah cukup."
"Kami masih mendalami aktivitas marketplace tersebut apakah untuk membeli bahan (atau) keuntungan penjualan untuk meng-upgrade senjata air gun itu biaya berapa? Hasil marketplace masih kita dalami," ucap Aswin.
Terkait temuan ini, lanjut Aswin akan bekerja menggandeng pihak berwenang lainnya, termasuk tidak menutup kemungkinan pihak marketplace.
Langkah tersebut dinilai perlu karena DE memiliki sejumlah akun jual beli online, di antaranya adalah palsu.
Sepak terjang DE
Aswin kemudian membeberkan sepak terjang dari DE.
Ia awalnya bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Barat (MIB) di Bandung pada tahun 2010 silam.
Mujahidin Indonesia Barat merupakan pendukung Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Kemudian 2014, dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS. Baru tahun 2016 ia terdaftar karyawan KAI," urai Aswin.
DE sebagai simpatisan ISIS melakukan sejumlah latihan-latihan menembak di Gunung Geulis Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk persiapan melakukan amaliah.
Ia turut mengumpulkan perlengkapan pendukungnya, termasuk senjata api. Terlihat dari senjata api milik DE dipasangi logo ISIS.
DE juga aktif di media sosial Facebook dan YouTube untuk menyebarkan ideologi ISIS
Dalam propagandanya, DE kerap gonta ganti akun karena dihapus oleh penyedia platform.
Baca juga: Densus 88 Juga Geledah Rumah Orangtua Pegawai BUMN Terduga Teroris di Baleendah Bandung
"Sekitar 3 minggu belakang, ghirah(semangat) yang bersangkutan semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan dan imbauan untuk amaliah melakukan aksi terorisme."
"Pesan tersebut disebarkan secara private dengan time messes. Ketika pesan dibuka langsung hilang di server. Kita sedang dalami postingan dikirim ke siapa saja," lanjut Aswin.
DE diketahui sudah mempunyai rencana melakukan amaliah di sejumlah tempat.
Ia terinspirasi dari aksi pemberontakan napi teroris di penjara Mako Brimob pada 8 Mei 2018.
Dari insiden ini, 5 polisi gugur dalam tugasnya dan 1 tahanan teroris tewas.
"DE memiliki rencana (amaliah) di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat dan markas tentara yang sudah ditandai oleh yang bersangkutan," tegas Aswin.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.