Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jaga Lingkungan, Ratusan Petani di Pemalang Dapat Edukasi Tak Membakar Jerami Sisa Panen

PT Pemalang Agro Sejahtera Indonesia (PT PASI) telah memberikan edukasi kepada ratusan petani binaannya untuk tidak lagi membakar jerami sisa panen. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Jaga Lingkungan, Ratusan Petani di Pemalang Dapat Edukasi Tak Membakar Jerami Sisa Panen
istimewa
Pemberian edukasi teknik pengomposan limbah jerami ini diberikan kepada kelompok tani di Desa Jebed Utara, Selatan, dan Desa Pedurungan, Pemalang, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pemalang Agro Sejahtera Indonesia (PT PASI) telah memberikan edukasi kepada ratusan petani binaannya untuk tidak lagi membakar jerami sisa panen. 

Perusahaan mengedukasi petani binaannya dengan teknik pengomposan limbah jerami di dalam lahan (insitu) dengan menggunakan produk Biodekomposer Petrogladiator milik Pupuk Indonesia Grup.

General Manager PT PASI, Heru Subekti menyatakan bahwa edukasi teknik pengomposan limbah jerami ini diberikan kepada kelompok tani di Desa Jebed Utara, Selatan, dan Desa Pedurungan, Pemalang, Jawa Tengah.

 
“Sesuai dengan tagline kami yaitu lahan sehat perjalanan selamat, kami akan memanfaatkan program ini untuk mengompos limbah pertanian. Dengan teknik ini juga secara langsung kami dapat memperbaiki kualitas unsur hara tanah agar menghasilkan pertanian berkelanjutan,” tutur Heru dalam keterangannya, Selasa (15/8/2023).

Untuk tahap awal, Heru mengatakan bahwa program edukasi ini akan diikuti oleh 40 petani dengan luas lahan 23 hektare (ha).

Seluruh petani ini akan menerima bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) berupa 300 kg per hektar pupuk jenis NPK custom dan 20 liter per hektare untuk biodekomposer dari PT Pupuk Indonesia (Persero) dan PT Jasa Raharja.

Para petani diberikan wawasan pemanfaatan jerami sebagai bahan organik yang memiliki nutrisi yang baik bagi tanah serta produktivitas. 

Berita Rekomendasi

“Kami melihat jerami sebagai potensi bukan limbah yang harus dibakar, oleh karenanya praktik pembakaran harus mulai dicegah agar tanah sawah tidak semakin rusak,” kata Heru.

Dapat diketahui, pada September 2022 telah terjadi kecelakaan di ruas tol Pejagan-Pemalang yang diduga diakibatkan oleh asap pembakaran jerami sisa panen. 

Dengan edukasi teknik pengomposan ini diharapkan dapat mengubah kebiasaan petani untuk tidak lagi membakar jerami sisa panen, sehingga pandangan dan perjalanan para pengendara menjadi selamat.

“Bisa dibayangkan jika jerami tidak dibakar, maka manfaatnya dapat dirasakan banyak pihak. Mulai dari pengguna tol, kemudian petani, dan lingkungan juga terjaga. Terlebih jika dikaitkan dengan isu dekarbonisasi” jelas Heru. 

Program pengomposan jerami di dalam lahan ini diberi nama JALAN DAMBAAN, yang merupakan akronim dari Dampak Baik Berkelanjutan. Sedangkan tagline kegiatan ini adalah Lahan Sehat, Perjalanan Selamat. 

Dambaan kali ini merupakan program kolaborasi dengan banyak pihak. Mulai Pemerintah Desa Jebed, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Pupuk Kujang, PT Jasa Raharja, Satlantas Polres Pemalang, hingga PT PASI.

Baca juga: Pembakaran Jerami Ganggu Pengguna Jalan Tol, Pupuk Indonesia Optimalkan Pemanfaatan Limbah Pertanian

Jalan Dambaan juga menggandeng Program Makmur sebagai salah satu ekosistem yang bertujuan memudahkan petani dalam bertani dari hulu sampai hilir. 

“Selanjutnya, diharapkan para petani Dambaan ini, dapat langgeng dan bergabung dalam program Makmur agar akses mudah mendapatkan pupuk berkualitas dan pembiayaan yang ramah sekaligus jaminan off taker di musim panen,” Ucap Heru di sela acara seremonial Jalan Dambaan. 

“Antusiasme petani dalam program ini cukup baik. Saya berharap semoga saja program ini sesuai namanya yaitu Dampak Baik Berkelanjutan. Terlebih Panjang ruas Tol Trans Jawa 615 km,” kata Heru.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas