Karyawan KAI yang Ditangkap Densus 88 Terinspirasi Kerusuhan Mako Brimob 2018 hingga Jadi Teroris
DE disebut terinspirasi dari kerusuhan di Mako Brimob pada tahun 2018 lalu sehingga dirinya memutuskan menjadi teroris.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Karyawan PT KAI berinisial DE yang ditangkap Densus 88 Antiteror disebut menjadi teroris lantaran terinspirasi dari kerusuhan di Mako Brimob yang terjadi pada 8 Mei 2018 lalu.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia dan Pemerhati Radikalisme, Ekstremisme, dan Terorisme, Islah Bahrawi dalam cuitannya di akun Twitter pribadinya, @islah_bahrawi, Rabu (16/8/2023) lewat wawancara yang dilakukannya kepada DE.
Islah mengungkapkan terinspirasinya DE membuatnya mencari informasi jual beli senjata api.
"Pada tahun 2018, DE alias Danan alias Abu Nibras melihat kerusuhan di Mako Brimob melalui televisi. Dia lalu terinspirasi dan terbangun militansinya untuk melakukan aksi teror dengan mencari informasi jual beli senjata api."
"Sejak saat itu Danan mulai menekuni bongkar-pasang dan jual-beli senjata api," katanya.
Kemudian, Islah mengatakan DE melakukan latihan menembak di Gunung Geulis, Kabupaten Bogor tiap dua bulan sekali setelah memiliki beberapa senjata api (senpi).
Baca juga: PT KAI Tak Tolerir Terorisme, Siap Beri Sanksi Tegas pada Karyawannya DE Jika Terbukti Bersalah
Dirinya mengatakan pada tiap latihannya, DE menyisihkan waktu selama enam jam untuk menggunakan senpi jenis Baikal Makarov.
Islah menyebut tujuan latihan menembak itu demi melakukan penyerbuan ke Mako Brimob.
"Tujuannya untuk melakukan penyerbuan ke Mako Brimob Kelapa Dua sesuai apa yang pernah ditonton di televisi tentang kerusuhan di lokasi yang sama lima tahun lalu itu," katanya.
Selain itu, DE juga disebut terinspirasi film propaganda ISIS tentang pertempuran Ghuwarian yang berisi tentang upaya pembebasan narapidana teroris (napiter) di Suriah.
Islah mengatakan DE juga berhasrat untuk membebaskan napiter di Mako Brimob dengan menggunakan senpi laras panjang dan pendek.
"Dalam rencananya, dia akan merebut senjata di gudang Brimob untuk dibagikan kepada napiter dan berperang melawan polisi secara bersama-sama," tuturnya.
Lebih lanjut, DE juga disebut Islah telah menekuni ajaran ideologi Wahabi-Salafi sejak menjadi siswa SMK.
Tak hanya itu, DE juga kerap mengunjungi kajian dari salah satu terpidana teroris jaringan Abu Roban, William Maksum pada tahun 2010.