Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

La Nyalla: Pilpres Langsung Lahirkan Politik Kosmetik dan Merusak Kohesi Bangsa

La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan pemilihan presiden (Pilpres) secara langsung terbukti melahirkan yang merusak kohesi bangsa.

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in La Nyalla: Pilpres Langsung Lahirkan Politik Kosmetik dan Merusak Kohesi Bangsa
Youtube Sekretariat Presiden
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti saat berpidato pada sidang Tahunan MPR RI di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan pemilihan presiden (Pilpres) secara langsung terbukti melahirkan yang merusak kohesi bangsa.

"Pemilihan presiden secara langsung yang kita adopsi begitu saja, telah terbukti melahirkan politik kosmetik yang mahal dan merusak kohesi bangsa," kata La Nyalla saat berpidato pada sidang Tahunan 2023 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Menurut La Nyalla, hal tersebut lantaran batu uji dalam mencari pemimpin nasional di tanah air adalah popularitas yang padahal bisa di-fabrikasi.

La Nyalla meminta semua pihak untuk menghentikan kontestasi politik yang semata-mata ingin sukses meraih kekuasaan dengan cara liberal.

"Karena telah menjadikan kehidupan bangsa kita kehilangan kehormatan, etika, rasa dan jiwa nasionalisme serta patriotisme," tuturnya.

Selain itu, dia juga menyinggung mengenai elektabilitas capres digiring melalui angka-angka, lalu disebarkan oleh para buzzer dengan narasi hujatan.

BERITA REKOMENDASI

"Begitu pula dengan elektabilitas yang bisa digiring melalui angka- angka. Lalu disebarluaskan oleh para buzzer di media sosial dengan narasi-narasi saling hujat atau puja-puji buta," ungkapnya.

Menurut La Nyalla, hal tersebut pada akhirnya membuat rakyat atau pemilih disodori realita yang dibentuk sedemikian rupa.

"Indonesia punya pekerjaan yang lebih besar, lebih penting dan lebih mendesak, daripada kita disibukkan oleh hiruk-pikuk dan biaya mahal demokrasi ala Barat," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas