Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah 4 Siswi SMK Jambi Pembuat Baju Jokowi Tak Sangka Diundang Upacara HUT RI di Istana

Empat siswi SMKN 4 Kota Jambi mendapat kehormatan untuk mengikuti Upacara Bendera Peringatan HUT ke-78 RI di Istana Merdeka.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kisah 4 Siswi SMK Jambi Pembuat Baju Jokowi Tak Sangka Diundang Upacara HUT RI di Istana
Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi
Empat siswi SMKN 4 Kota Jambi pembuat baju Presiden Joko Widodo dan Ibu negara Iriana Joko Widodo. Mereka masing-masing bernama Zaqia Cahyacamila (Qia), Sunia Ariska (Nia), Zea Abadiah (Zea), dan Ayu Wulandari (Ayu). 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat siswi SMKN 4 Kota Jambi mendapat kehormatan untuk mengikuti Upacara Bendera Peringatan HUT ke-78 Republik Indonesia langsung di Istana Negara.

Mereka merupakan siswi-siswi yang telah membuat baju untuk Presiden Joko Widodo dan Ibu negara Iriana Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Keempat siswi tersebut adalah Zaqia Cahyacamila (Qia), Sunia Ariska (Nia), Zea Abadiah (Zea), dan Ayu Wulandari (Ayu).

Ayu mengaku tidak menyangka bisa menjadi bagian dari para tamu undangan di Upacara Bendera HUT ke-78 RI di Istana Negara ini.

“Jangankan upacara di Istana. Membayangkan pergi ke Jakarta saja saya tidak pernah,” kata Ayu.

Seperti halnya Ayu, siswa lain juga mengakui hal yang sama.

Baca juga: Menteri LHK Gelar Rapat Kilat Bentuk Satgas Pengendalian Pencemaran Udara Usai Upacara HUT RI

Berita Rekomendasi

Nia pun tidak menyangka jika baju-baju yang mereka jahit akan membawa mereka terbang dan menjadi tamu undangan Istana Negara.

“Tetangga kami di rumah sampai mengira kami bohong kalau kami diundang presiden untuk upacara bendera. Mereka baru benar-benar percaya saat kami berangkat ke Jakarta,” ujar Nia.

Sebelum mendapat undangan untuk mengikuti upacara bendera di Istana Negara, para siswi ini sebenarnya sudah kehilangan harapan.

Pasalnya, baju-baju yang mereka buat tidak kunjung terdengar kabarnya setelah dijemput langsung ke sekolah oleh pasukan pengamanan presiden (Paspampres).

Baca juga: 237 Penghuni Lapas Sukamiskin Dapat Kado Remisi HUT RI, Termasuk Setya Novanto dan Imam Nahrawi

“Lama kami menunggu kabar apakah Bapak Presiden suka atau tidak dengan baju yang kami buat. Kami sampai kaya hopeless. Ingin rasanya melihat baju kami dipakai sama Presiden lewat foto saja tidak masalah,” ujar Qia.

Di tengah harap-harap cemas tersebut, kabar baik itu akhirnya datang.

Berita bahwa presiden Joko Widodo mengenakan kemeja putih saat kunjungan kerja di Bengkulu membuat mereka lega sekaligus bangga.

“Tapi kami sempat takut juga kalau berita itu (Presiden kenakan baju SMKN 4 Kota Jambi) itu hoax. Bu Asmi (kepala sekolah) sampai nangis pas baca berita itu,” ujar Zea Abadiah.

Di tengah euforia kebahagian, kabar gembira kembali datang.

Mereka diundang ke Istana Negara untuk menghadiri upacara kemerdekaan.

Saking senangnya, Qia bahkan sampai sulit tidur.

“Benar-benar kabar yang paling indah yang pernah kami dengar. Sebuah pencapaian luar biasa bagi kami sejauh ini. Kami sangat beruntung dan bangga jadi siswi SMK,” ujar Qia.

Para pelajar tersebut masing-masing membuat satu baju untuk presiden dan ibu negara.

Keempat baju yang mereka buat yakni, baju batik khas Jambi untuk presiden dan outer untuk Ibu Iriana. Mereka juga membuat dua kemeja putih lengan panjang untuk presiden.

Kemeja putih inilah yang kemudian dikenakan presiden saat berkunjung ke SMKN 2 Bengkulu Tengah beberapa waktu lalu.
Salah satu dari empat pelajar beruntung ini, Ayu Wulandari, mengaku

Proses pembuatan baju sendiri diakui Qia dan teman-temanya cukup dramatis. Setiap detail dalam pengerjaan baju benar-benar penuh doa dan harapan.

“Setiap kali kami mulai mengerjakan, apakah buat pola atau menjahitnya, kami selalu membayangkan baju ini dipakai dan disukai oleh presiden. Kami tidak berhenti doa,” kata Qia.

Sebenarnya untuk kompetensi menjahit sendiri ia dan rekannya, Qia mengaku cukup percaya diri. Terlebih mereka sudah dibekali keterampilan menjahit sejak kelas 10.

Mereka juga sudah magang di industri sehingga cukup percaya diri saat membuat baju tersebut.

“Kalau untuk kompetensi kami percaya diri. Tapi sekali lagi karena ini yang akan memakai bajunya adalah presiden, jadi ya sempat grogi dan agak takut-takut,” tambah Qia.

Setelah berhasil menjahit baju dan diundang ke Istana, para siswi ini mengaku ingin bisa beraudiensi langsung dengan presiden.

Para siswa berharap bisa mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, sekaligus sambil membuka usaha.

Para siswi ini mengaku sudah dibekali dengan kompetensi keahlian yang bisa menjadi modal untuk membuka usaha sesuai minat yang mereka tekuni selama ini.

Terlebih, keempat siswi ini juga rata-rata sudah mulai membuka usaha jahit kecil-kecilan di rumah masing-masing.

Keempatnya masih tetap ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Mereka ingin tidak hanya sekedar menjadi penjahit biasa saja, akan tetapi bisa mencapai karier terbaik di industri fesyen ini.

“Saya ingin seperti Kak Ivan Gunawan,” kata Qia.

Bagi Qia dan rekan-rekannya salah satu keuntungan sekolah di SMK adalah keleluasaan untuk bisa bekerja, berwirausaha, atau pun melanjutkan setelah selesai sekolah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas