Soal Pegawai PT KAI jadi Tersangka Teroris, Erick Thohir Minta Direksi Komisaris Perketat Rekrutemn
Erick Thohir meminta direksi dan komisaris BUMN memperketat rekrutmen pegawai buntut pegawai PT KAI menjadi tersangka teroris.
Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta proses seleksi pada penerimaan pegawai BUMN dan Aparatur Sipil Negara (ASN) dilakukan lebih ketat buntut dari kasus pegawai PT KAI menjadi tersangka terorisme itu.
Ma'ruf Amin menyampaikan, tidak ingin proses seleksi tersebut kebobolan dengan menerima pegawai yang terpapar ideologi terorisme.
"Saya (harap) ke depan tidak ada lagi yang lolos seperti itu."
"Oleh karena itu, seleksi masuk menjadi pegawai pemerintah atau BUMN atau lembaga itu harus betul-betul dilakukan seleksi (ketat)," kata Ma'ruf Amin, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (16/8/2023).
Baca juga: Pegawai KAI Tersangka Teroris Rutin Latihan Tembak di Gunung Geulis hingga Propaganda di Sosmed
DE Disebut Pendukung ISIS
Polisi mengungkapkan DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan DE aktif melakukan propaganda di media sosial (medsos) dengan memberikan motivasi untuk berjihad.
"Saudara DE ini merupakan salah satu pendukung jaringan teroris ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan memberikan motivasi untuk jihad," ucap Ramadhan dalam konferensi pers, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (15/8/2023).
Dikatakan Ramadhan, DE mengirimkan sebuah postingan di media sosial berupa digital berisikan teks pembuatan baiat dalam bentuk bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin ISIS, yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Baca juga: Respons PT KAI soal Pegawai Terduga Teroris, Janji akan Tindak Tegas jika Terbukti Terlibat
"Pelaku memposting di medsos berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin ISIS," tutur Ramadhan.
Ramadhan juga mengungkapkan, DE memiliki senjata api (senpi) sebanyak 16 pucuk senjata.
Terdiri dari 11 laras pendek dan lima laras panjang.
"Kemudian, pelaku juga memiliki senjata api rakitan dan pabrik, ada 16 pucuk senjata, 11 laras pendek, dan 5 (lima) laras panjang," ungkapnya.
Saat ini, kata Ramadhan, DE telah diamankan oleh Densus 88.
"Tersangka DE telah diamankan oleh Densus 88 dan Densus 88 masih mendalami, mengembangkan kasus ini," pungkas Ramadhan.