TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang saat masih menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.

SBY mengungkapkan dirinya berkomiten untuk tidak menyalahgunakan kekuasaan saat menjadi presiden.

Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan dalam peresmian Museum & Galeri SBY ANI di Pacitan, Kamis (17/8/2023).

Awalnya, SBY membagi kenangannya saat masih menjadi presiden di depan wakil presidennya dulu yaitu Boediono dan Jusuf Kalla.

"Saya juga ingin berbagi memori dengan para sahabat sekalian. Dengan Pak JK, Pak Boediono dan semua yang dulu pernah sama-sama mengemban tugas di pemerintahan," kata SBY dikutip dari YouTube AHY.

Ketika itu, SBY mengaku ingin berbuat yang terbaik dan tidak ingin mengeluh dan menyalahkan masa lalu.

Baca juga: Launching Museum di Pacitan, AHY-SBY Tak Hadir dalam Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2023

Ia menyebut hanya ingin mengatasi seluruh permasalahan yang dihadapi Indonesia.

"Memori pertama adalah kita dulu ingin berbuat yang terbaik. Kita ingin mengatasi semua permasalahan bangsa. Tanpa mengeluh."

"Karena itulah tugas kita, tanggung jawab kita, kewajiban kita tanpa harus menyalahkan masa lalu," ujar SBY.

Dia juga mengatakan selalu peduli dengan cara untuk mencapai tujuan.

SBY menegaskan tidak ingin mengikuti ajaran Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

"Dalam mengemban misi, memilih menggunakan cara yang patut. Kita peduli pada cara untuk mencapai sebuah tujuan."

"Kita tidak memilih dengan cara yang tidak patut. Seperti yang banyak dikatakan oleh banyak orang, yang mengikuti ajara Machiavelli, katanya yang disebut menghalalkan segala cara," tegasnya.

Selain itu, saat menjadi presiden, SBY juga menegaskan tidak ingin menyalahgunakan kekuasaan yang dimiliki.

Baca juga: Ungkit Kemenangan Bareng SBY, JK Sebut Koalisi Gemuk Prabowo Tak Jamin Bisa Raup Kemenangan