TB Hasanuddin: Komcad Belum Mendesak, Lebih Baik Fokus Tingkatkan Kemampuan Prajurit TNI
Komcad baru bisa dimobilisasi setelah dilatih satu bulan, disiapkan untuk membackup TNI setelah data pertempuran dibaca oleh intelijen.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Erik S
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menilai program Komponen Cadangan (Komcad) yang diamanatkan oleh UU Nomor 23 Tahun 2019 belum terlalu mendesak dilaksanakan.
Komcad adalah pasukan cadangan militer yang terdiri dari warga negara yang menggabungkan peran militer dengan karier sipil. Komcad merupakan sumber daya nasional yang disiapkan dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan serta kemampuan komponen utama dalam hal ini TNI.
Baca juga: Bachtiar Irwan, Anggota Komcad Asal Fakfak Papua Tak Menyangka Diberikan Jam Tangan oleh Prabowo
"Kalau menurut undang-undang, ada undang-undangnya. Tetapi kalau menurut saya pribadi belum terlalu mendesak bikin program Komcad itu," kata TB Hasanuddin saat wawancara khusus bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis (17/8/2023).
Pria lulusan Akabri tahun 1974 ini menerangkan Komcad baru bisa dimobilisasi setelah dilatih satu bulan, disiapkan untuk membackup TNI setelah data pertempuran dibaca oleh intelijen.
"Clash fisik atau pertempuran dengan negara tetangga itu mungkin 6 bulan sudah bisa terbaca dengan data intelijen yang canggih. Nah kita baru mobilisasi Komcad. Dilatih 1 bulan, siapkan Komcad untuk membackup TNI," kata dia.
Menurut mantan Sekretaris Militer Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, hal terpenting yang semestinya diutamakan pada saat sekarang adalah menggunakan anggaran untuk peningkatan kemampuan prajurit militer.
Sebab kata dia, bagaimanapun canggihnya alat persenjataan atau alutsista, orang yang mengoperasikannya alias 'man behind the gun' harus diperhatikan.
"Komcad belum terlalu mendesak, lebih baik kita tingkatkan anggaran itu ke kemampuan prajurit dan asupan prajurit. Karena seperti apapun alat, yang namanya persenjataan atau alutsista canggih, the man behind the gun juga harus diurusin," ujar TB Hasanuddin.
Baca juga: VIDEO Prabowo Bawa Pesan Jokowi saat Tetapkan 2.497 Personel Komcad
"Yang Paling penting menurut hemat saya, TNI itu jangan dibebani dengan urusan makan, minum dan gizinya. Jadi dia harus memiliki asupan gizi yang cukup, sehingga para komandan bisa melatih dia secara optimal, latihan 6 jam sehari itu harus punya asupan bagus," lanjutnya.
"Kalau dia masih mikirin di rumah belum ada beras, sekolah bayarannya tidak cukup, jadi terbebani," pungkas dia.