Jokowi Bela Prabowo Dikritik PDIP soal Food Estate, Begini Tanggapan Sekjen Gerindra
Jokowi membela bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto yang dikritik PDIP mengenai proyek food estate.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membela bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto yang dikritik PDIP mengenai proyek food estate (lumbung pangan).
Hal ini pun membuat Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani memberikan tanggapan.
Menurut Muzani, Prabowo sejak awal menjadi Menteri Pertahanan RI selalu diingatkan bahwa semua program yang dilaksanakan merupakan program kerja dan visi misi Presiden Jokowi.
"Di awal beliau jadi menteri, beliau diingatkan bahwa semua menteri dalam kabinet Jokowi yang kedua, yang dijalankan adalah semuanya adalah program presiden. Visi misi presiden. Tidak ada program kerja menteri, tidak ada visi misi menteri," kata Muzani saat ditemui di Markas Partai Gelora, Patra Kuningan, Jakarta pada Sabtu (19/8/2023).
Karena itu, kata dia, Prabowo yang seorang pembantu Presiden Jokowi hanya menjalankan visi misi dari Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Karena itu yang dilakukan Pak Prabowo sebagai Menhan, sebagai seorang pembantu presiden seluruhnya menjalankan visi misi presiden, seluruhnya menjalankan program kerja presiden. Tidak ada yang kecuali, semuanya," tandasnya.
Baca juga: Hasto Singgung soal Kejahatan Lingkungan, Jokowi: Food Estate untuk Antisipasi Krisis Pangan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa membangun food estate atau lumbung pangan tidak semudah yang dibayangkan.
Pernyataan Jokowi tersebut merespon kritikan PDIP terhadap program food estate yang digagasnya.
"Supaya tahu membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tidak semudah yang Bapak/Ibu bayangkan," kata Jokowi usai menghadiri acara peringatan Hari Konstitusi dan Hari ulang Tahun MPR Ke-78 di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (18/8/2023).
Menurut Presiden membangun lumbung pangan tidak bisa langsung jadi sempurna. Biasanya tanaman pertama akan gagal.
Setelah itu hasil produksi tanaman kedua tidak maksimal.
"Tanaman pertama biasanya gagal, nanam kedua masih paling-paling bisa berhasil 25 persen. Ketiga, baru biasanya keenam ketujuh itu baru pada kondisi normal. Jadi tidak semudah yang kita bayangkan," katanya.
Misalnya kata Jokowi saat membangun lumbung pangan yang berada di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.