2.810 Prajurit TNI Bakal Dikerahkan dalam Latihan Bersama Super Garuda Shield 2023
Dalam latihan bersama yang diselenggarakan di Indonesia tersebut, prajurit TNI juga harus menyerap ilmu militer dari negara-negara sahabat
Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 2.810 prajurit TNI bakal dikerahkan dalam latihan bersama Super Garuda Shield 2023.
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan latihan bersama Super Garuda Shield Tahun 2023 yang melibatkan beberapa negara perlu dilakukan perencanaan yang matang karena pelaksanaanya pun hampir bersamaan dengan Latihan Gabungan TNI.
Dalam latihan bersama yang diselenggarakan di Indonesia tersebut, kata dia, prajurit TNI juga harus menyerap ilmu militer dari negara-negara sahabat.
Selain itu, kata dia, untuk kapal-kapal perang yang akan ikut latihan Super Garuda Shield dan berkumpul di Surabaya harus melaksanakan beberapa prosedur seperti di alur sempit, kemudian melaksanakan formasi dan melaksanakan latihan-latihan.
Hal tersebut disampaikan Yudo disela-sela menerima paparan dari Dankodiklat TNI Letjen TNI Eko Margiono mengenai latihan bersama Super Garuda Shield Tahun 2023 di Mabes TNI, Jakarta Timur pada Senin (21/8/2023).
Baca juga: Hijaukan Lahan Kritis, Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat Kerjasama dengan PLN
"Agar latihan ini dilaksanakan campur, sehingga dapat diketahui pola dari negara Amerika seperti apa, pola dari negara Australia seperti apa, sehingga jangan ada yang melakukan latihan masing-masing negara," kata Yudo dalam keterangan resmi Puspen TNI pada Selasa (22/8/2023).
Super Garuda Shield tahun 2023 merupakan latihan bersama tahunan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM) bersama sejumlah negara.
Negara-negara tersebut di antaranya Inggris, Singapura, Jepang, Australia, Selandia Baru, Kanada, Papua New Guinea, Perancis, Brunei Darussalam, Jerman, Filipina, Korea Selatan dan Timor leste.
Latihan multinasional yang diikuti oleh 2.810 prajurit TNI dan 2.165 personel negara asing tersebut dirancang untuk sejumlah tujuan.
Tujuan tersebut di antaranya untuk memperkuat interoperabilitas, kemampuan, rasa saling percaya, dan kerja sama yang telah dibangun dari pengalaman bersama selama beberapa dekade, serta menciptakan komunikasi antar personil negara dalam suatu operasi.