Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selain Imam Masykur, Ada Korban Lain dari Praka RM: Diculik Jelang Lebaran, Dicambuk hingga Disetrum

Ada korban lain dari kebiadaban Praka RM. Ia adalah ZF, warga Aceh yang mengaku diculik hingga disetrum oleh Praka RM.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Selain Imam Masykur, Ada Korban Lain dari Praka RM: Diculik Jelang Lebaran, Dicambuk hingga Disetrum
Istimewa via Serambinews.com.
Kondisi tubuh ZF, pemuda asal Sawang, Aceh Utara, yang ditangkap dan disiksa oknum Paspampres, Praka RM, pada April 2023 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Korban lain dari kebiadaban Praka RM tidak hanya dialami pemuda Bireun, Imam Masykur.

Satu warga Aceh lain berinisial ZF (33) pun mengaku pernah menjadi korban Praka RM.

Bahkan, ZF tidak hanya sendiri mengalami penganiayaan oleh Praka RM tetapi ada empat rekannya yang lain turut menjadi korban dari anggota Paspampres tersebut.

Dikutip dari Serambinews.com, ZF mengaku mengalami penganiayaan menjelang Idul Fitri yaitu pada April 2023 lalu.

Pria asal Sawang, Aceh Utara itu mengaku ditangkap Praka RM saat tengah berjualan di Bekasi.

"Saya ditangkap jam 2 siang, bulan puasa, dua hari menjelang Idul Fitri," katanya.

Baca juga: Hilangnya HP Imam Masykur jadi Kendala Penyidik Ungkap Motif Pembunuhan oleh Oknum Paspampres

Sama dengan yang dialami Masykur, ZF menyebut Praka RM menggunakan pakaian dinas polisi dilengkapi dengan senjata api.

Berita Rekomendasi

Sementara rekan Praka RM sebanyak tiga orang mengenakan kemeja putih.

Selain itu, ZF menyebut Praka RM dan kompolotannya juga memakai masker.

"Mereka mengaku polisi dan saat berada di mobil, mengaku dari Polda," kata ZF.

Saat datang ke tokonya, Praka RM dan komplotannya dsiebut ZF mengamankan hanphone, uang di dalam tokonya, dan barang berharga lainnya.

Setelah itu, ZF dan seorang rekannya sesama warga Aceh diculik dan dimasukkan ke mobil yang dikendarai Praka RM.

Kemudian, mobil melaju sejauh sekitar 2 kilometer dan lalu berhenti.

Saat berhenti, ZF menyebut dirinya dan rekannya ditutup matanya.

Kemudian, mereka disuruh untuk tidur di bagasi belakang.

"Saat itu mereka turun dari mobil mencari sasaran lain, dapat tiga orang lagi dari dua toko. Semuanya juga orang Aceh," katanya.

ZF juga menyebut ketiga rekannya disuruh untuk membuka baju bersama dengan dua orang lainnya.

Senada, mereka juga disuruh untuk tidur di bagasi belakang mobil.

“Kami berlima ditidurkan di bagasi berdesak-desakan. Mobil kemudian berjalan pelan-pelan,” kenang ZF.

Diancam Beri Uang Rp 30 Juta, jika Tak Bersedia Dilecuti hingga Disetrum

Oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) diduga siksa warga Bireuen, Aceh hingga tewas. Inilah profil dan rekam jejak Praka Riswandi Manik.
Oknum Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) diduga siksa warga Bireuen, Aceh hingga tewas. Inilah profil dan rekam jejak Praka Riswandi Manik. (KOLASE SERAMBINEWS.COM)

Kemudian, ZF beserta empat orang lainnya diperintahkan untuk menuju mobil bagian tengah.

Lantas, ZF dan warga lain diancam Praka RM dan komplotannya untuk memberikan uang Rp 30 juta per orang.

Pada saat yang sama, Praka RM justru mengeksekusi ZF dan rekannya dengan melecuti punggung dengan kabel listrik.

Tak hanya itu, ZF mengaku juga disetrum oleh Praka RM.

"Saya duluan yang dipukul, karena saya duluan yang ditangkap. Sakitnya luar biasa, saya berulang kali teriak takbir. Saat saya terlalu berontak, saya disetrum hingga lemas," ungkap ZF.

"Mereka nggak mau dengar kata-kata tidak ada uang, langsung dipukul," imbuhnya.

Setelah menganiaya, permintaan uang yang sebelumnya sejumlah Rp 30 juta dikurangi menjadi Rp 20 juta.

Baca juga: Selain Kakak Ipar, Polisi Tangkap Dua Penadah Hasil Kejahatan Praka RM

ZF menyebut Praka RM memerintahkannya untuk meminta sejumlah uang ke rekannya.

Namun, dirinya hanya menerima Rp 8 juta.

Sehingga, ia pun harus mengambil uang dari ATM miliknya hingga penghasilannya di tokok.

Dari sumber tersebut, ZF menyebut hanya mampu memperoleh Rp 10 juta.

“Saya kasih Rp 8 juta, itu kiriman dari kawan. Uang di ATM juga diambil, Rp 800.000, juga di dalam kantong Rp 300.000, serta uang yang dilaci toko. Totalnya mungkin sekitar Rp 10 juta,” sebut ZF.

Sementara warga Aceh lainnya ada yang menyetor Rp 6 juta hingga Rp 21 juta.

“Jadi mereka memeriksa handphone kami, dan mencari kontak yang berhubungan dengan uang. Kami disuruh hubungi untuk meminta kembali uang itu,” ujarnya.

12 Jam Disekap, Dilepas usai Serahkan Uang, Alami Trauma

ZF mengaku dirinya bersama empat rekannya disekap selama 12 jam dan baru dilepas pada keesokan dini hari sekira pukul 02.00 WIB.

ZF mengatakan ia bersama empat orang lainnya dilepas di pintu Tol Keluar Terminal Kampung rambutan.

Lantas, mereka pun mendatangi sebuah minimarket untuk meminta tolong dipesankan ojek online (ojol) untuk pulang dan akan dibayar sesampainya di rumah.

Hal ini, kata ZF, dilakukan lantaran para korban tidak memiliki uang.

ZF mengaku mengalami trauma dan memutuskan kembali ke Aceh.

Bahkan ia mengaku belum berani merantau lagi ke Jakarta.

"Saat itu saya putuskan pulang kampung. Saya pulang 20 hari kemudian, hanya mengandalkan fotokopi kartu keluarga karena KTP, SIM, handphone diambil mereka,” kata ZF.

"Sampai sekarang saya belum berani balik ke Jakarta bang. Trauma kali saya,” tambahnya.

Diketahui, Praka RM bersama dua anggota TNI lainnya yaitu Praka J dan HS menjadi tersangka atas kasus penculikan hingga penganiayaan sampai membuat tewas terhadap Imam Masykur.

Baca juga: Kakak Ipar Praka RM Berperan Jadi Sopir Saat Penculikan dan Penganiayaan Pemuda Aceh Imam Masykur

Mereka telah ditahan oleh Pomdam Jaya Jayakarta.

Jasad Imam ditemukan di sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat pada Jumat, 18 Agustus 2023.

Pemuda asal Kabupaten Bireuen, Aceh tersebut diduga dibuang usai diculik dan dianiaya hingga tewas oleh anggota Paspampres berinisial Praka RM.

Keluarga korban, Said Sulaiman menyebut kondisi jenazah korban saat diterima pihak keluarga sudah dalam keadaan bengkak.

"Makanya sudah bengkak, sangat sadis," kata Said kepada wartawan, Minggu (27/8/2023).

Said menuturkan Imam yang tinggal di daerah Ciputat, Tangerang Selatan itu sehari-harinya berdagang kosmetik.

Menurut sepengetahuannya pemuda berusia 25 tahun itu tidak pernah cerita ada masalah baik utang ataupun lainnya.

"Kalau dia ada apa-apa dia telepon saya," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryandha Sakti)(Serambinews.com/Yeni Hardika)

Artikel lain terkait Oknum Paspampres Aniaya Pemuda

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas