Menkes: Kalau Orang-orang Kaya di Indonesia Cari Layanan Kesehatan Ke Luar, Artinya Kita Kalah Hebat
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan satu tugas yang diberikan Presiden Jokowi kepadanya adalah untuk melakukan transformasi di sektor kesehatan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan satu tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepadanya adalah untuk melakukan transformasi di sektor kesehatan.
Transformasi kesehatan yang dimaksud, kata dia, adalah untuk memastikan agar akses dan kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat adalah yang terbaik.
Untuk memastikan hal tersebut, kata dia, pemerintah ingin lebih membuka diri terhadap masuknya praktik-praktik terbaik dari dunia luar untuk memacu kualitas layanan, kemudahan layanan, dan kemurahan layanan bagi masyarakat.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Forum Kesehatan Indonesia: Membangun Layanan Kesehatan Kelas Dunia Untuk Indonesia Maju yang digelar secara daring pada Minggu (3/9/2023).
"Saya berikan benchmark (contoh) ke teman-teman kesehatan gampang. Kalau orang-orang paling kaya di Indonesia itu cari layanan kesehatannya ke luar, artinya dari sisi kualitas, apapun yang kita rasakan kita hebat, itu kalah hebat dengan orang luar. Buktinya dia ke luar. Apakah itu kualitas layanannya, ataukah itu kualitas medisnya, obatnya, alatnya," kata Budi.
Baca juga: Rapat di DPR, Menkes Singgung Potensi Membengkaknya Biaya Belanja BPJS Kesehatan Akibat Polusi Udara
"Tapi bukti yang paling nyata kita bisa menilai diri kita sendiri dengan humble, denga. terbuka, adalah apakah orang-orang kita yang mampu carinya ke luar, atau stay di dalam. Apakah orang-orang luar ASEAN, cari layanan kesehatannya di negara mereka atau datang ke Indonesia," sambung dia.
Budi mengatakan, hal tersebut adalah cara terbaik untuk menguji sebaik apa layanan kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Menkes Budi Ungkap 6 Penyakit Dipicu Gangguan Pernapasan Bebani BPJS Kesehatan hingga Rp 10 Triliun
Menurutnya, hal yang paling baik untuk mengujinya adalah dengan membiarkan publik menilai.
"Let the public judge (biarkan masyarakat menilai). Let the people of the world judge (biarkan warga dunia menila, apakah kita yang terbaik atau tidak. Dan kita mesti memiliki intellectual humility. Mesti memiliki kerendahan hati untuk memgakui apakah kita sudah yang terbaik atau tidak," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.