Polri Pastikan Pemeriksaan Terhadap Alvin Lim Sesuai Prosedur
Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho mengatakan pihaknya tak pernah melakukan pemaksaan pemeriksaan terhadap Alvin Lim.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
“Sebelum melaksanakan pemeriksaan kita minta izin dulu sama istrinya, diskusi. Apa yang mau kita kerjakan? Yang masuk maksimal cuman dua orang, tapi kenyataannya penyidik cuma sendiri jadi penyidiknya sendiri datang ke sana didampingi oleh dua orang dokter kemudian istrinya ada di sampingnya Pak Alvin kemudian di belakang istrinya ada gate dan ada saudaranya,” beber Sandi.
Pertanyaan pertama yang disampaikan oleh penyidik adalah ‘apakah saudara dalam keadaan sehat dan bersediakah saudara untuk diperiksa?’ Sayangnya, Alvin Lim menjawab dirinya tengah sakit dan tidak bisa melakukan pemeriksaan tersebut. Sehingga pemeriksaan dihentikan seketika.
“Jadi cuman satu pertanyaan dan langsung ditutup kembali. Kemudian (hasil pemeriksaan) diprint disampaikan kembali ke Pak Alvin. Karena bapak tidak sedia, berkenan enggak untuk tanda tangan. Karena kan sebenarnya pemeriksaan itu dilakukan oleh penyidik. Karena untuk memenuhi petunjuk jaksa,” kata Sandi.
Namun, Alvin Lim memutuskan untuk tidak menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersebut.
Akhirnya, penyidik meminta tanda tangan para saksi yang hadir dalam pemeriksaan di dalam lapas itu.
“Jadi tidak ada pemeriksaan yang dilanjutkan ketika yang tersangkut dalam keadaan sakit, kelihatannya kok nggak manusiawi sekali ke sana. Yang nyatanya adalah ketika dibuka pertanyaan dia tidak bersedia karena sakit langsung ditutup. Jadi pemeriksaan tidak ada dilanjutkan,” tegas Sandi.
Sandi tidak mempermasalahkan keputusan Alvin Lim untuk menolak diperiksa dan menandatangani BAP. Namun, dia mengingatkan, tugas kepolisian untuk melengkapi keterangan dan bukti dalam satu kasus.
Sehingga Sandi memastikan, penyidik tidak pernah memaksa Alvin Lim untuk menjalani pemeriksaan. Semua sudah sesuai dengan SOP dan mendapatkan persetujuan keluarga maupun Alvin Lim sendiri.
Sebelumnya, Dirtipidsiber Bareskrim Polri menetapkan Advokat Alvin Lim sebagai tersangka. Alvin menjadi tersangka kasus dugaan ujaran kebencian dan pencemaran nama baik yang menyebutkan Kejaksaan Agung (Kejagung) Sarang Mafia dalam unggahannya di channel YouTube Quotient TV.
"Dari penyidikan kita juga sudah melakukan penetapan tersangka terhadap saudara AL," kata Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Adi Vivid Agustiadi Bachtiar dalam konferensi pers Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 30 Agustus 2023.
Adi Vivid mengatakan penetapan tersangka Alvin Lim dilakukan setelah penyidik memeriksa 28 saksi dan delapan orang saksi ahli. Ahli itu terdiri atas ahli Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE),saksi ahli pidana, saksi ahli bahasa, saksi ahli sosiologi, dan saksi ahli kode etik advokat.
Alvin Lim dijerat Pasal 45 a Ayat (2) jo Pasal 28 Ayat (2) dan atau Pasal 45 Ayat (3) jo Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang No 13 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau Pasal 14 Ayat (1) dan (2) dan Pasal 15 UU No 1 1946 tentang peraturan hukum pidana dan Pasal 310 dan Pasal 311.
Kasus ini bermula saat pengacara Alvin Lim dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait unggahan video yang menyebutkan bahwa Kejagung sarang mafia. Alvin dilaporkan oleh Persatuan Jaksa Republik Indonesia (Persaja) wilayah Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta pada 20 September 2022. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/4820/IX/2022/SPKT/POLDA METRO JAYA.