Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Diduga Pukul Kader PDIP: Dipolisikan, Dicopot dari Jabatan

Berikut ini nasib Joko Santoso buntut dugaan pemukulan terhadap kader PDIP, dicopot dari jabatannya.

Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Nasib Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Diduga Pukul Kader PDIP: Dipolisikan, Dicopot dari Jabatan
TribunJateng/hermawan Endra/dprd.semarangkota.go.id/ist
Rekaman CCTV diduga Joko Santoso marah kepada seorang warga (kiri) dan surat pelaporan atas kasus dugaan penganiayaan ke Polda Jawa Tengah, Sabtu (9/9/2023) (kanan). Berikut ini nasib Joko Santoso. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso, diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDIP, Suparjiyanto (58).

Video pemukulan yang diduga dilakukan Joko Santoso itu beredar di media sosial.

Dugaan pemukulan terjadi di Jalan Cumi-Cumi IV, Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang, Jumat (8/9/2023) malam.

Hal ini disampaikan oleh Ketua DPC PDIP Semarang, Hendrar Prihadi.

"Tadi malam, hari Jumat (8/9/2023) pukul 21.45 WIB, ada kawan kami, Mas Suparjiyanto, warga Kelurahan Bandarharjo, Semarang Utara, didatangi oleh Ketua DPC Gerindra," ujarnya, Sabtu (9/9/2023), seperti diberitakan TribunJateng.com.

"Kemudian tanpa babibu, Ketua Gerindra yang juga anggota DPRD Kota Semarang itu memukul kader kami," jelas Hendrar Prihadi.

Baca juga: Sosok Joko Santoso, Dipecat dari Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Buntut Dugaan Pemukulan Kader PDIP

Hendrar mengungkapkan, pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut kepada Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryantoro atau Bambang Pacul, dan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

Berita Rekomendasi

"Perintah Pak Sekjen pagi ini, kami diminta meredam emosi kawan-kawan supaya di Semarang tidak terjadi pertikaian yang keras antara partai kami dan Gerindra," ungkapnya.

"Pak Sekjen juga telah menyampaikan untuk melaporkan persoalan ini ke ranah hukum," tambah Hendrar Prihadi.

Dirangkum Tribunnews.com, berikut ini nasib Joko Santoso buntut dugaan pemukulan terhadap kader PDIP:

Dilaporkan ke Polisi

Joko Santoso telah dilaporkan ke Polda Jawa Tengah terkait dugaan tindak pidana penganiayaan terhadap Suparjiyanto.

Dilansir TribunJateng.com, pelapor atas nama Suparjiyanto dengan Laporan Polisi Nomor. LPI/167/IX/2023/SPKT POLDA JAWA TENGAH tanggal 08 September 2023.

Korban datang melakukan laporan ke SPKT Polda Jateng yang didampingi Ketua Korlap PDI Perjuangan Bandarharjo, Semarang Utara, Comet, pada pukul 23.30 WIB.

Baca juga: Ketua DPC Gerindra Kota Semarang Diduga Pukul Relawan PDIP, Joko Santoso: Tak Mungkin Lakukan Itu

Dicopot dari Jabatan

Majelis Kehormatan Partai Gerindra mencopot Joko Santoso dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang.

Keputusan itu setelah digelar sidang etik di Kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu (10/9/2023).

Sidang yang dilakukan secara hybrid itu dipimpin oleh Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra, Habiburokhman, serta anggota yakni Maulana Bungaran, Dolfie Rompas, Yuniko, dan Sutradewi.

Sementara itu, Joko Santoso hadir secara daring.

"Jadi beliau (Joko Santoso) tadi dalam pengakuannya mendatangi rumah kader PDIP."

"Masuk, kemudian juga membentak-bentak, diakui sendiri."

"Nah itu sudah cukup bagi kami untuk menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah dan diberikan sanksi cukup berat, diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Kota Semarang," ujar Habiburokhman di Kantor DPP Gerindra, Jakarta Selatan, Minggu.

Majelis Kehormatan Partai Gerindra menggelar sidang terkait perkara dugaan pemukulan Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso terhadap kader PDI Perjuangan.
Majelis Kehormatan Partai Gerindra menggelar sidang terkait perkara dugaan pemukulan Ketua DPC Gerindra Kota Semarang, Joko Santoso terhadap kader PDI Perjuangan. (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Dalam persidangan etik itu, Habiburokhman mengungkapkan, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap Joko Santoso.

Pihaknya lalu membandingkannya dengan keterangan dari tim pemeriksa, tim verifikasi, tim investigasi yang telah diterjunkan langsung di Semarang.

"Intinya majelis bersepakat, 5 anggota majelis menjatuhkan putusan bahwa yang bersangkutan bersalah."

"Melanggar pasal 68 Anggaran Rumah Tangga Partai Gerindra, yaitu soal jati diri kader Gerindra yang harus berperilaku sopan, rendah hati, dan disiplin," jelas Habiburokhman.

Baca juga: Sidang Majelis Kehormatan Partai Gerindra: Harusnya Menyikapi Sesuatu Tidak Boleh Reaktif

Berencana Lapor Balik

Dugaan aksi penganiayaan tersebut dipicu masalah pemasangan bendera PDI Perjuangan di kampung Cumi-cumi Bandarharjo, Kota Semarang.

Joko Santoso membantah adanya aksi pemukulan yang dilakukannya kepada seorang relawan PDIP.

"Saya sama sekali tidak melakukan hal yang seceroboh itu."

"Tangan saya untuk memukul orang, saya tidak mungkin melakukan itu," ujarnya, masih dari TribunJateng.com, Sabtu (9/9/2023).

Joko Santoso mengaku sudah mencoba mengklarifikasi masalah ini ke elit PDIP di tingkat Kota Semarang, mulai dari Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

Meski begitu, ia mempersilakan jika akan dilaporkan ke pihak kepolisian.

Joko mengaku juga akan melakukan hal yang sama yakni laporan balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan laporan palsu.

"Saya bener menegur dan marah, tapi sama sekali tidak melakukan pemukulan," papar dia.

Baca juga: Majelis Kehormatan Panggil Ketua DPC Gerindra Semarang yang Diduga Lakukan Pemukulan ke Kader PDIP

Joko Santoso diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDIP, Suparjiyanto (58).
Joko Santoso diduga melakukan pemukulan terhadap kader PDIP, Suparjiyanto (58). (dprd.semarangkota.go.id)

Sementara itu, Joko Santoso menyebut ada banyak saksi yang melihat kejadian tersebut.

Ia pun menegaskan hanya sebatas mendorong dan tidak ada aksi memukul atau menyebabkan korban mengalami luka-luka.

"Memang saya dorong tapi tidak di muka. (Terkait adanya luka lebam, red) di muka dibuat oleh siapa saya tidak tahu kok jadi ada benjolan."

"Tangan saya bersih tidak ada luka atau bekas. Saksi banyak yang melihat tidak menyentuh muka," terangnya.

Baca juga: Insiden Dugaan Pemukulan Kader PDIP, Majelis Kehormatan Panggil Ketua DPC Gerindra Semarang

Joko menjelaskan, kemarahan terhadap Suparjiyanto itu dipicu karena masalah bendera.

Sejak lima bulan yang lalu, dirinya tidak mempersoalkan adanya pemasangan bendera PDIP di wilayah kampungnya di RW IV Bandarharjo, Kota Semarang.

Namun, baru-baru ini, kata Joko, mungkin karena warna bendera telah usang akhirnya dicopot dan digantikan dengan yang baru.

Kemudian, yang membuatnya kesal ketika bendera tersebut hanya dipasang di RT tempat rumahnya berada, tidak seperti awalnya yang terpasang di semua lingkungan RW.

Menurutnya, hal tersebut tidak mencerminkan adanya etika berpolitik dan justru seolah-olah melecehkan dirinya sebagai anggota dewan yang berasal dari dapil setempat.

Baca juga: Soal Insiden di Semarang, Dasco Minta Kader Gerindra Tak Mudah Terprovokasi 

Seperti diketahui, cuplikan rekaman CCTV berdurasi satu menit sepuluh detik sedang menjadi bahan perbincangan publik.

Dalam video tersebut, terlihat orang yang diduga Joko Santoso menunjukkan gestur marah kepada seorang warga.

Korban mengalami luka lebam di pelipis kanannya akibat dugaan pemukulan tersebut.

Korban lalu dirawat di UGD Panti Wiloso, Citarum, Kota Semarang.

(Tribunnews.com/Nuryanti/Ibriza Fasti Ifhami) (TribunJateng.com/Hermawan Endra)

Berita lain terkait Kader Partai Bertikai

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas