Kesolidan TNI-Polri Lakukan Pengamanan Dinilai Jadi Kunci Kesuksesan KTT ASEAN
Suksesnya KTT ASEAN 2023 yang diselenggarakan pada 5 hingga 7 September 2023 disebut tak terlepas dari kunci kesolidan TNI-Polri.
Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suksesnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023 yang diselenggarakan pada 5 hingga 7 September 2023 disebut tak terlepas dari kunci kesolidan TNI Polri.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH).
Razak menjelaskan, Indonesia menjadi harum di mata Internasional tak terlepas dari rasa aman dan kondusif yang dirasakan peserta KTT dan tamu dari organisasi internasional seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), World Bank, International Monetary Fund (IMF), World Economic Forum, IORA, dan PIF ketika acara KTT ASEAN berlangsung.
"Kunci yang utama itu keamanan, kalau tidak aman bagaimana kita mau dipercaya negara luar, ini agenda Negara ASEAN sudah bisa dikatakan agenda besar dan tergolong agenda internasional," kata Razak kepda wartawan, Senin (11/9/2023)
Razak mengungkapkan kebanggaannya terhadap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang telah menunjukkan kesolidan TNI-Polri yang menjadi kunci kesuksesan KTT ke 43 ASEAN.
Baca juga: Menkominfo Budi Arie Sampaikan Terimakasih ke Seluruh Stakeholder KTT ASEAN di Jakarta
"Sebagai tombak utama keutuhan bangsa, Saya yakin persiapan yang dilakukan Komando Tugas Gabungan ini bukan sehari dua hari. Melainkan persiapan dengan kerja keras yang penuh dengan strategi khusus," kata Razak
Dirinya pun optimistis cita-cita Indonesia menjadi negara maju sudah di depan pintu gerbang, karena sudah sering agenda Internasional yang dilaksanakan di Indonesia semuanya sukses dan lancar.
Baca juga: Tutup KTT ASEAN, Jokowi: Alhamdulillah Konsensus Tercapai
Diketahui, KTT ke-43 ASEAN dihadiri oleh 22 pimpinan negara yang terdiri dari 11 Negara ASEAN mulai dari Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja, dan Timor Leste. Lalu sembilan negara mitra yakni Korea Selatan, India, Jepang, China, Selandia Baru, Kanada, Australia, Rusia, dan Amerika Serikat.
Dua negara lainnya yang diundang yakni Bangladesh sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Cook Islands sebagai Ketua Pacific Island Forum (PIF).
Dalam KTT ASEAN kali ini, Indonesia juga mengundang persatuan bangsa-bangsa (PBB), World Bank, IMF, World Economic Forum, IORA, serta PIF.
Presiden menyampaikan apresiasi kepada seluruh delagasi yang hadir. KTT telah menghasilkan 90 dokumen.
"Selama 3 hari ini 12 pertemuan KTT telah diselenggarakan dan menghasilkan 90 outcome documents dan sejumlah kesepakatan-kesepakatan konkret dengan mitra," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan dalam penyelenggaraan KTT ia menangkap optimisme dari seluruh peserta yang hadir. Hal itu semakin menguatkan semangat untuk melanjutkan perjuangan mewujudkan kawasan damai, stabil, dan sejahtera.
"Mari kita kukuhkan kawasan indo pasifik sebagai teater perdamaian dan inklusivitas. Ini adalah pondasi kunci yang akan mengantarkan ASEAN ke masa depan lebih baik untuk rakyat dan untuk dunia," katanya.
Meskipun demikian kata Presiden, tugasnya tersebut belum selesai. Masalah yang ada di ASEAN dan kawasan tidak bisa diselesaikan dalam masa satu Keketuaan saja. Apalagi ke depan tantangan serta dinamika global semakin beragam dan kompleks.
"Untuk itu kita harus bahu membahu, menavigasi tantangan menjadi peluang, menavigasi rivalitas menjadi kolaborasi, menavigasi eksklusivitas menjadi inklusivitas dan menavigasi perbedaan menjadi persatuan," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.