KPK Cegah Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta dan Istri Bepergian ke Luar Negeri
(KPK) mencegah empat orang bepergian ke luar negeri terkait penyidikan perkara dugaan penerimaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencegah empat orang bepergian ke luar negeri terkait penyidikan perkara dugaan penerimaan gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Pengajuan upaya cegah sudah disampaikan kepada Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk 6 bulan ke depan.
"Benar, dengan dimulainya penyidikan perkara dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU pada Dirjen Bea Cukai Kemenkeu RI dan tentunya atas dasar kebutuhan tim penyidik dalam pengumpulan alat bukti maka dilakukan cegah terhadap 4 orang pihak terkait," kata Juru Bicara KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023).
"4 pihak yang dimaksud yaitu 1 ASN Bea Cukai dan 3 pihak swasta," imbuhnya.
Hanya saja Ali tidak mengungkap identitas keempat pihak yang dicegah.
Ali hanya mengatakan bahwa perpanjangan 6 bulan pertama itu bisa diperpanjang sesuai kebutuhan proses penyidikan.
"Kami himbau agar para pihak tersebut selalu kooperatif hadir dan bersedia memberikan keterangan yang sebenarnya di hadapan tim penyidik," kata Ali.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, salah dua pihak yang dicegah KPK yakni mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto dan istri, Ari Muniriyanti Darmanto selaku Komisaris PT Ardhani Karya Mandiri.
Dua orang lagi yang dicegah KPK yaitu Rika Yunartika, Komisaris PT Emerald Perdana Sakti dan Ayu Andhini, Direktur PT Emerald Perdana Sakti.
Untuk diketahui, KPK dikabarkan sudah memproses hukum mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.
Eko Darmanto disebut-sebut dijerat terkait perkara dugaan penerimaan gratifikasi.
Juru Bicara KPK Ali Fikri merespons normatif kala disinggung kabar tersebut.
Jubir KPK berlatar belakang jaksa itu hanya menyebut proses penyelidikan dugaan korupsi Eko Darmanto sudah selesai.
"Kami sampaikan proses penyelidikan sekali lagi sudah selesai. Sudah kami lakukan analisis," kata Ali Fikri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (4/9/2023).