Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Wanita Emas’ Menangis Tersedu-sedu Divonis Hukuman 5 Tahun Penjara: Saya Tidak Merasa Bersalah

Hasnaeni juga dijatuhi hukuman pidana tambaha berupa kewajiban membayar uang pengganti senilai Rp 17 miliar lebih

Editor: Erik S
zoom-in 'Wanita Emas’ Menangis Tersedu-sedu Divonis Hukuman 5 Tahun Penjara: Saya Tidak Merasa Bersalah
Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Tersangka Hasnaeni Moein alias Wanita Emas berteriak saat dijemput paksa penyidik Kejaksaan Agung usai ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana PT. Waskita Beton Precast, Kamis (22/9/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tangis pecah Hasnaeni Moein saat mendengar majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman 5 tahun penjara terhadap dirinya dalam kasus korupsi terkait penyelewengan dana PT Waskita Beton Precast Tbk.

"Menyatakan Terdakwa Hasnaeni yang identitasnya tersebut di atas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama- sama sebagaimana dalam dakwaan primer," kata Hakim Ketua Fahzal Hendri saat membacakan putusan di PN Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Hasnaeni Moein Si Wanita Emas Curhat Rutan Pondok Bambu Penuh Penyimpangan

Selain hukuman 5 tahun penjara, Hasnaeni juga dijatuhi hukuman pidana tambaha berupa kewajiban membayar uang pengganti senilai Rp 17 miliar lebih.

"Menjatuhkan pidana kepada kepada Terdakwa dengan pidana penjara selama 5 tahun dan Rp 500 juta," tambah hakim.

Mendengar putusan tersebut, Hasnaeni langsung menangis tersedu-sedu. Perempuan yang memiliki julukan 'Wanita Emas' itu sempat mengambil tisu yang dia letakkan di samping tempat duduk, lalu menyeka air matanya.

Tangisan Hasnaeni semakin menjadi sebelum kemudian hakim mengetuk palu, menandakan vonis telah dijatuhkan.

Vonis yang dijatuhkan majelis hakim kepada Hasnaeni itu lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yakni 7 tahun penjara.

Berita Rekomendasi

Dalam menjatuhkan putusan, hakim memiliki sejumlah pertimbangan. Hal memberatkan, perbuatan Hasnaeni dianggap tidak mendukung program pemerintah dalam rangka penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme atau KKN.

Baca juga: Hasnaeni Moein Menangis Sesenggukan Usai Divonis 5 Tahun Penjara, Sebut-sebut Nama Erick Thohir

Hasnaeni juga dianggap tak punya rasa bersalah bahkan tidak menunjukkan sikap penyesalan atas perbuatannya.

Dia hanya merasa menyesal karena telah melakukan kerja sama dengan sebuah perusahaan yang terkait dengan kasus korupsi ini.

Adapun hal yang meringankan bagi Hasnaeni yakni berlaku sopan selama pemeriksaan di persidangan, mempunyai tiga orang anak yang masih dalam tanggungan, dan belum pernah dihukum.

"Terdakwa mempunyai tiga orang anak yang masih dalam tanggungan terdakwa sendiri, kemudian terdakwa belum pernah dihukum," ujar hakim Fahzal.

Terkait vonis itu Hasnaeni menyatakan pikir-pikir. Begitu juga jaksa.

Baca juga: Bacakan Pledoi, Hasnaeni Moein Sebut JPU Malaikat Pencabut Nyawa

"Saya akan pikir- pikir dulu (mengajukan banding), tapi nanti didiskusikan. Sekarang kan belum. Karena saya merasa dikriminalisasi dan politisasi," ujar Hasnaeni.

Hasnaeni juga tetep kekeh dirinya tidak bersalah dalam kasus korupsi tersebut.

Menurutnya, tanda tangannya digunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab.

"Yang jelas saya tidak merasa bersalah apa yang disampaikan Yang Mulia. Saya dipergunakan tanda tangannya dengan orang-orang saya," kata Hasnaeni usai persidangan.

Dalam kasusnya, Hasnaeni selaku Direktur PT Misi Mulia Metrical didakwa melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama Jarot Subana, Dirut PT Waskita Beton Precast Tbk tahun 2016-2020; Agus Wantoro, mantan Direktur Operasi dan Direktur Pemasaran PT Waskita; Kristadi Juli Hardjanto, General Manager (GM) Penunjang Produksi Waskita Beton Precast Tbk tahun 2018-2020.

Wanita Emas dkk didakwa melakukan penyimpangan, penyelewengan dalam penggunaan dana PT Waskita Beton Precast Tbk pada 2016-2020. Perbuatan mereka disebut merugikan negara hingga Rp 2,5 triliun.(tribun network/aci/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas