BREAKING NEWS KPK Pecat Pegawai yang Mark Up Uang Perjalanan Dinas
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memecat pegawai di bagian administrasi karena melakukan mark up atau penggelembungan uang perjalanan dinas.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memecat pegawai di bagian administrasi karena melakukan mark up atau penggelembungan uang perjalanan dinas.
Pegawai dimaksud yakni Novel Aslen Rumahorbo (NAR).
"Hari ini, KPK melakukan pemberhentian terhadap Saudara NAR atas pelanggaran fraud administrasi perjalanan dinas," kata Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (19/9/2023).
Berdasarkan hasil pemeriksaan Inspektorat, NAR dinyatakan terbukti telah melanggar Pasal 5 huruf a PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS berupa penyalahgunaan wewenang.
"Maka berdasarkan Pasal 8 ayat (1) huruf c PP Nomor 94 tahun 2021 tentang Disiplin PNS, Saudada NAR dijatuhi hukuman disiplin berat yaitu pemberhentian tidak atas permintaan sendiri," terang Ali.
Di sisi lain, Ali mengatakan, KPK masih terus melanjutkan proses penyelidikan atas dugaan tindak pidana korupsinya.
Sehingga tindak lanjut atas pelanggaran ini, KPK secara simultan melakukan penegakan kode etik melalui Dewan Pengawas (Dewas), penegakan disiplin pegawai oleh Inspektorat, serta tindak lanjut penanganan dugaan tindak pidana korupsinya oleh Kedeputian Penindakan dan Eksekusi.
"KPK pun terus melakukan upaya pencegahan dan mitigasi agar pelanggaran serupa tidak kembali terjadi," kata Ali.
"KPK tentunya akan menyampaikan kembali update penanganan dugaan tindak pidana korupsinya, yang saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Hal ini sebagai wujud komitmen KPK dalam transparansi kepada publik," tambahnya.
Adapun NAR menggelembungkan uang perjalanan dinas dalam rentang waktu Desember 2021 hingga Maret 2022. Dia berhasil mengantongi Rp550 juta.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunnews.com, NAR merupakan admin di Kedeputian Penindakan dan Eksekusi.
Sumber ini menyebut bahwa NAR memanipulasi uang akomodasi hingga duit makan.
"Dia manipulasi duit tiket, hotel, dan uang makan. Caranya dia manipulasi jumlah orang yang berangkat plus bikin bukti bayar bodong. Tak lupa dia potong-potong lagi uang harian orang yang berangkat," kata sumber dikutip Rabu (28/6/2023).
Baca juga: KPK Isyaratkan Ungkap Hasil Penyelidikan Pungli Rutan & Penggelapan Uang Perjalanan Dinas
NAR kemudian menggunakan uang Rp550 juta itu untuk beragam keperluan. Seperti belanja baju dan jalan-jalan.
"Duitnya dipakai pacaran, belanja baju, ngajak keluarganya jalan-jalan, kabarnya pakai nginap di hotel bintang 5 segala," ungkapnya.