Hari Kontrasepsi Sedunia, BKKBN Tingkatkan Pemakaian Kontrasepsi untuk Turunkan Angka Kematian Bayi
Keberhasilan bangsa Indonesia dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat ditandai dengan turunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka...
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan bangsa Indonesia dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat ditandai dengan turunnya angka kematian bayi dan meningkatnya angka harapan hidup.
Angka kematian bayi di Indonesia sudah menurun dari 145 per 1.000 kelahiran hidup pada Sensus Penduduk (SP) tahun 1971 menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup pada SP tahun 2010. Saat ini angka kematian bayi menjadi 16,85 per 1.000 kelahiran hidup hasil Long Form SP 2020.
“Menurunkan angka kematian bayi dilakukan dengan peningkatan pemakaian KB, khususnya untuk KB modern. Kematian Ibu atau kematian bayi dapat disebabkan oleh jarak kelahiran yang terlalu dekat. Untuk mengatasi hal tersebut, maka KB Pascapersalinan terus ditingkatkan khususnya untuk MKJP (metode kontrasepsi jangka panjang) yang lebih efektif,” kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia atau World Contraception Day tahun 2023, Selasa (26/09/2023).
Baca juga: BKKBN Gencar Kampanyekan Produk Makanan Lokal Atasi Stunting
Acara peringatan yang digelar di auditorium kantor BKKBN pusat di Jakarta itu sekaligus kick off Pekan Pelayanan KB berkolaborasi dengan jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) di seluruh Indonesia yang dimulai 26 September hingga 4 Oktober 2023.
Dalam implementasi pelayanan KB di lapangan, BKKBN berkolaborasi bersama dengan TNI melalui penguatan dan percepatan pencapaian sasaran Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting.
“Dalam upaya akselerasi peningkatan capaian KB, diperlukan peran serta aktif dari jajaran TNI untuk membantu menggerakkan calon peserta KB dan memberikan pelayanan KB yang berkualitas di Fasyankes milik TNI atau Fasyankes lainnya,” ujar Dokter Hasto.
Dokter Hasto menyebutkan seluruh Perwakilan BKKBN Provinsi dan DPPAPP Provinsi DKI Jakarta telah mendistribusikan target pelayanan KB sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
“Total target pelayanan KB dalam rangka Pekan Pelayanan KB Hari Kontrasepsi Sedunia 2023 yang dimulai tanggal 26 September – 4 Oktober 2023 adalah sebanyak 1.484.747 akseptor,” papar Hasto.
Baca juga: BKKBN Luncurkan BAAS, Bantu Masyarakat Lawan Stunting
Oleh karena itu, dalam acara bertema “Kolaborasi Pelayanan KB Nusantara dalam Percepatan Penurunan Stunting tersebut dokter Hasto berharap capaian akseptor dalam momentum kali ini dapat dimaksimalkan.
“Saya juga mengingatkan kembali, agar dalam Pekan Pelayanan ini, seluruh tenaga yang terlibat dapat mendukung pemberian pelayanan KB yang berkualitas dan dapat diakses oleh seluruh Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB. Pemberian konseling yang komprehensif, serta pelayanan kontrasepsi yang mengedepankan Prinsip Keluarga Berencana Berbasis Hak harus terus dilaksanakan,” ujar Dokter Hasto.
Direktur Bina Kualitas Pelayanan KB BKKBN Martin Suanta mengatakan bahwa kegiatan Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia ini bertujuan untuk mensosialisasikan pada masyarakat terkait pentingnya kontrasepsi bagi perencanaan keluarga dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Martin juga menyampaikan harapannya akan kolaborasi lintas sektor yang kuat. “Perlu komitmen dan dukungan stakeholder, provider medis, dan mitra kerja untuk percepatan pencapaian program bangga kencana secara menyeluruh,” ujar Martin.
Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster TNI AD) Bidang Tahwil Komsos dan Bhakti TNI Brigjen TNI Taufik Shobri dalam kegiatan itu menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kepala BKKBN yang menginisiasi gerakan pelayanan KB dalam momentum ini.
Brigjen Taufik menyoroti penurunan penggunaan kontrasepsi modern menurun dari 57,9 persen menjadi 57,2 persen.
“Salah satu penyebab utamanya adalah masih kurangnya pengetahuan kesadaran masyarakat khususnya pasangan muda akan pentingnya perencanaan keluarga dalam mempersiapkan pernikahan dan merencanakan kehamilan,” ungkap Taufik.
Menurut Taufik, hal ini memberikan dampak yang cukup besar dalam penanganan stunting. Melalui program keluarga berencana, merupakan langkah yang tepat untuk menekan angka stunting,
“Program KB bertujuan untuk mengatur kehamilan PUS, mencegah usia kehamilan terlalu dini, dan mencegah jarak kehamilan terlalu dekat,” ucap Brigjen Taufik.
Baca juga: Kepala BKKBN Dorong Masyarakat Konsumsi Ikan Lele untuk Mencegah Stunting
Brigjen Taufik mengajak semua pihak untuk bersama-sama memikirkan dan mengambil tindakan untuk penanganan stunting terutama pada 12 provinsi prioritas yang angka stuntingnya masih tinggi.
“Mari kita jadikan momentum Hari Kontrasepsi Sedunia ini untuk meningkatkan komitmen dan peran serta kita semua dengan bahu membahu bekerja sama untuk membantu pemerintah menurunkan stunting demi mewujudkan SDM berkualitas,” ajak Brigjen Taufik.
Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2023 juga dirangkai dengan Seminar “Peran KB dan Kespro dalam Penurunan Stunting”. Dalam seminar ini terdapat tiga narasumber yang memaparkan materinya yaitu Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG, Subsp.FER, MPH, Int. Aff. RANZCOG., pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Nunik Endang Sunarsih, SST., SH,. M.Sc, dan Kinshuk Kunwar. Seminar diadakan secara hybrid baik luring maupun daring dengan peserta dari Kementerian/Lembaga, Mitra Kerja serta Masyarakat Umum.