Sejarah Berdirinya PSI, Berawal dari 5 Anak Muda yang Nongkrong di Kafe dan Sosok di Belakang PSI
Awal mula PSI terbentuk berawal dari perbincangan santai lima anak muda di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini jadi sorotan.
Partai politik yang identik dengan anak-anak muda ini disorot lantaran baru saja merekrut seorang anak muda terkenal Kaesang Pangarep yang tak lain adalah putra bungsu Presiden Jokowi.
Bukan itu saja hanya dalam kurun waktu tiga hari setelah mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI, Kaesang langsung didaulat jadi Ketua Umum PSI.
PSI tergolong partai baru.
Jika dibandingkan dengan partai besar seperti Golkar dan PDIP yang sudah lama di jagat perpolitikan Indonesia, PSI baru pertama kali ikut Pemilu pada 2019 lalu.
Namun PSI gagal mengirim wakilnya ke Senayan sebagai Anggota DPR RI. Kini setelah Kaesang bergabung, PSI menargetkan bisa mempunyai wakil di Senayan yakni Anggota DPR RI.
Meskipun sebelum Kaesang bergabung, PSI ditinggal sejumlah kader utamanya seperti Rian Ernest Tanudjaja, Michael Victor Sianipar, Tsamara Amany, Sunny Tanuwidjaja, Surya Candra, dan Guntur Romli.
Baca juga: Pengamat Nilai Masuknya Kaesang di PSI Menjadi Jangkar Pengaman Jokowi Selepas Tak Lagi Presiden
Lalu bagaimana sebenarnya sejarah terbentuknya PSI? Siapa tokoh di balik terbentuknya PSI? Berikut ulasan Tribunnews.com dirangkum pada Selasa (26/9/2023) :
Awal Mula Terbentuknya PSI
PSI lahir tak lama setelah Pemilu 2014, tepatnya 16 November 2014.
Melansir kompaspedia.kompas.id, awal mula PSI terbentuk berawal dari perbincangan santai lima anak muda di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.
Lima anak muda itu diantaranya Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka, dan dua orang lainnya.
Pertemuan ini tidak lepas dari terpilihnya Jokowi sebagai presiden di Pilpres 2014.
Dibahaslah ihwal reformasi politik dalam pertemuan tersebut hingga muncul kesepakatan untuk membentuk partai politik.
Kendati demikian, gagasan untuk mendirikan parpol tidak muncul begitu saja.
Beberapa inisiator telah saling mengenal dan mempunyai cara pandang yang sama tentang situasi politik terkini sehingga bermufakat melahirkan partai.
Dilansir dari laman resmi psi.id, PSI berkomitmen untuk menjadi partai yang antikorupsi dan antiintoleransi. Dua isu utama yang mengemuka saat itu.
Grace Natalie Jadi Ketua Umum
Didirikan pada tanggal 16 November 2014, PSI akhirnya mendapatkan akta notaris Widyatmoko, S.H. Nomor 14 Tahun 2014.
Kemudian PSI didaftarkan ke ke Kementerian Hukum dan HAM.
Pada 7 Oktober 2016, PSI resmi menjadi Badan Hukum setelah lolos verifikasi Kementerian Hukum dan HAM.
Grace Natalie kemudian diangkat jadi Ketua Umum PSI dan Raja Juli Antoni Sekjen PSI.
PSI resmi jadi partai politik dan maju di Pemilu 2019, mendapatkan nomor urut 11.
Partai yang diklaim sebagai partai anak muda ini kemudian giat berkampanye di media sosial.
Meski tidak berhasil mengirim wakilnya ke DPR RI, namun PSI sukses membuat sejarah baru pertama kali ikut Pemilu tapi mampu menempatkan 8 orang wakilnya di DPRD DKI mengalahkan Golkar, Nasdem, dan PKB yang hanya punya 6 wakil.
Sosok di Belakang PSI
Di awal terbentuknya PSI sempat jadi polemik.
Apalagi terkait pendanaan partai yang dianggap cukup besar termasuk kampanye di berbagai platform media sosial serta media massa yang cukup massif di Pemilu 2019 lalu.
Saat itu PSI melaporkan dana kampanye Rp 84,6 miliar.
Di balik itu, sosok Jeffrie Geovanie disebut-sebut sebagai tokoh penting di balik berdirinya PSI.
Sejak awal PSI terbentuk, jabatan Ketua Dewan Pembina DPP PSI dikomandoi Jeffrie Geovanie.
Nama Jeffrie memang terkesan jarang didengar publik berkaitan dengan PSI.
Nyaris dia tak pernah muncul ke publik dalam acara-acara resmi PSI.
Bahkan saat acara Kopdarnas PSI di Jakarta Theatre, Senin (26/9/2023) malam, Jeffrie Geovanie tidak terlihat sorotan kamera.
Padahal acara itu sangat penting mengangkat Kaesang Pangarep sebagai sebagai ketua umum orang nomor 1 di PSI.
Rekam Jejak Jeffrie Geovanie
Sebenarnya jejak Jeffrie bukan orang baru di perpolitikan nasional.
Karier politiknya juga bukan dimulai dari PSI.
Pria berdarah Sumatera Barat kelahiran Jakarta, 5 Agustus 1967 itu, pernah menjadi kader dua partai politik yaitu Partai Golkar dan Nasdem.
Jeffrie diketahui sempat menjadi kader partai berlambang pohon beringin, Golkar sejak 2007 hingga 2012.
Bahkan ia sempat menduduki kursi parlemen Senayan pada rentang periode 2009-2014.
Hanya saja, ia mengundurkan diri dari anggota DPR Fraksi Golkar pada 2012.
Partai Golkar mengganti Jeffrie di DPR atas permintaannya sendiri.
Adapun Jeffrie berasal dari daerah pemilihan (dapil) Sumatera Barat I.
Usut punya usut, rupanya keputusan Jeffrie untuk mundur dari anggota DPR Fraksi Golkar lantaran berlabuh ke partai politik lainnya.
Dikutip dari Kompas.com, mundur dari anggota DPR Fraksi Golkar, Jeffrie disebut telah masuk sebagai kader Partai Nasdem.
Ketua Umum Partai Nasdem saat itu, Patrice Rio Capella menuturkan, Jeffrie sudah resmi menjadi anggota Partai Nasdem.
"Dia mundur dari DPR dan menjadi anggota Partai Nasdem," kata Rio ketika dihubungi, Jumat (2/3/2012).
Kemudian pada Pemilu 2014, Jeffrie Geovanie malah justru mencalonkan sebagai Anggota DPD RI dari daerah pemilihan Sumatera Barat.
Dia berhasil meraih suara terbanyak ketiga 195.930 dan sukses menjadi Anggota DPD RI.
Selain sebagai politisi, Jeffrie juga dikenal sebagai akademis pernah menjabat sebagai Dewan Penasehat Center for Strategic and International Studies (CSIS).
Dan juga sebagai pengusaha akan diuraikan selengkapnya.
Karier pendidikan dan pekerjaan
Dikutip situs resmi PSI, Jeffrie menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Sastra Universitas Nasional, Jakarta.
Kemudian, ia melanjutkan dan merampungkan pendidikan S2 di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta.
Di samping, ia mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali.
Selanjutnya, Jeffrie disebut memulai karir sebagai Marketing Division Staff, American Express Bank Ltd di Jakarta. Kemudian, bekerja sebagai Direktur di Trego Holdings Ltd di Singapura dan Direktur Bank Arta Prima di Jakarta.
Jeffrie kemudian mulai merambah bisnis wiraswasta di bidang hotel dan properti.
Dia juga disebut aktif berolahraga.
Diantaranya mendirikan klub catur dan basket dengan nama Bali Jeff.
Jeffrie juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi).
Kemudian, di bidang organisasi sosial keagamaan, Jeffrie disebut pernah aktif sebagai Wakil Ketua Lembaga Hikmah di PP Muhammadiyah.
Sumber: Diolah dari Tribunnews.com/Kompaspedia/Kompas.com