Jokowi Disebut Belajar ke SBY Agar "Soft Landing"
Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani pun membenarkan kabar pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
Ujang melihat dengan kondisi saat ini agak berat bagi Presiden Jokowi untuk mengakhiri
jabatannya nanti di 2024 dengan aman.
"Saya sih melihat Jokowi ingin kelihatannya ingin belajar dari SBY soal landing, artinya ketika dulu
SBY landing 2014 itu kan smooth, aman, walaupun ketika itu SBY sudah mempersiapkan landingnya
setahun terakhir," kata Ujang saat dihubungi, Selasa.
Yang kedua, kata Ujang, memaknai pertemuan itu mungkin saja membahas isu-isu strategis,
terutama urusan pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Diketahui, Partai Demokrat memberikan dukungannya kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto
sebagai bakal calon presiden (Capres) dalam Pilpres 2024.
"Apakah memang Jokowi dukung Prabowo atau tidak? bisa iya juga bisa tidak. Kecenderungan
dukung Prabowonya sih tinggi, dilihat dari tanda sinyal-sinyal politik yang ada, salah satunya Kaesang
jadi ketua umum PSI," ucap Ujang.
Ujang juga tak menampik bahwa pada pertemuan ini, mungkin membahas isu perombakan kabinet
atau reshuffle.
Ada pun isu reshuffle ini muncul ke permukaan di tengah kasus hukum yang diduga melibatkan
menteri di Kabinet Indonesia Maju.
"Kalau reshuffle itu hak prerogatif presiden kalau pun seandainya ada reshuffle, apakah Demokrat
bisa masuk kabinet? Saya sih melihatnya bisa iya bisa juga tidak, karena yang tahu itu hanya Jokowi
dan Tuhan," pungkasnya. (Tribun Network/ Yuda).