Sikap Indonesia soal Konflik Israel-Palestina, PBNU hingga Respons 3 Bakal Capres
Sejumlah pihak, PBNU hingga Capres ikut tanggapi konflik Israel-Palestina setelah sebelumnya memanas karena terjadinya perang Hamas dengan Israel
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Semua pihak harus bersedia duduk bersama dan saling terbuka menerima tawaran solusi perdamaian dengan konsep dua negara berdaulat yang berdampingan,” ucap Sukamta.
Sukamta menyebut kekerasan di Palestina tidak akan pernah berhenti total selama Israel terus menjajah.
“Tidak ada yang bisa menerima penjajahan yang di dalamnya terdapat represi, kekerasan dan pelecehan nilai nilai kemanusiaan selama lebih dari 70 tahun. Kebijakan penjajahan yang rasis dan penuh kebencian yang diterapkan terhadap mereka bahkan sebagian besar dari mereka telah diperlakukan seperti hidup dalam penjara terbuka selama lebih dari 25 tahun akibat dari kebijakan mengisolasi wilayah mereka."
“Rasanya naif kalau orang membayangkan mereka akan menerima terus dan suatu saat tidak akan memberontak dengan kekerasan sebagai langkah terakhir mempertahankan eksistensi dan kehormatan mereka,” jelas Sukamta.
Bangsa Indonesia, kata Sukamta, sangat memahami apa yang sedang dialami Bangsa Palestina.
Apalagi Indonesia juga pernah mengalami penjajahan serupa dan berjuang merebut kemerdekaanya.
"Penjajahan yang terus menerus pasti akan memunculkan kekerasan dan pada gilirannya akan menjadi siklus yang melahirkan kekerasan baru."
"Maka perdamaian dan implementasi dua negara berdampingan secara berdaulat adalah solusi damai yang lebih abadi,” harap Sukamta.
Lebih lanjut, Sukamta juga meminta pemerintah Indonesia mendorong Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk lebih tegas terhadap Israel dan lebih maksimal mendukung Palestina.
Baca juga: Konflik Israel-Palestina, DPR Dorong Pemerintah Indonesia Tegas Terhadap Israel Lewat OKI
Respons Anies Baswedan
Capres yang diusung Koalisi Perubahan yakni Anies Baswedan mendukung sikap yang diambil oleh Indonesia agar ada penurunan ketegangan dan proses perundingan yang lebih adil.
Menurut Anies meningkatnya ekskalasi di Gaza berakar dari ketidakadilan dan penindasan.
“Ketegangan yang muncul itu berakar dari ketidakadilan, berakar pada penindasan, penundukan pada tanah Palestina oleh Israel,” ujar Anies, Minggu (8/10/2023).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga melihat apa yang terjadi di Palestina adalah bentu perlawanan dari pendudukan tanah, penekanan kepada warga dan perluasan permukiman ilegal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.