Ganjar Pranowo Hapus Foto Peluk Maruarar Sirait, Begini Analisis Pengamat
Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari merespons hilangnya postingan momen foto bareng bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo bersama politikus
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari merespons hilangnya postingan momen foto bareng bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo bersama politikus PDIP Maruarar Sirait saat keduanya menghadiri acara relawan di Kota Cirebon, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023).
Ganjar sebelumnya sempat memposting momen tersebut di akun Instagram miliknya @ganjar_pranowo.
Namun saat ini momen foto bersama Maruarar itu sudah tak ada lagi di Instagram tersebut.
Qodari menduga hilangnya foto Maruarar Sirait berpelukan dengan Ganjar Pranowo pada acara di Cirebon itu disebabkan oleh adanya pihak yang "tidak suka" dengan penampilan Maruarar bersama dengan Ganjar.
"Tentunya pihak yang bisa memaksa atau membuat Mas Ganjar menurunkan atau menghilangkan gambar itu adalah pihak yang powerful ya, bahkan lebih powerful daripada Ganjar sebagai calon presiden karena bisa membuat Mas Ganjar yang kelihatannya memang cukup akrab dengan Bang Ara bisa membuat Mas Ganjar menurunkan (postingan) tersebut," kata Qodari, dalam keterangan yang diterima Selasa (10/10/2023).
Menurut Qodari, walaupun hal itu dianggap peristiwa kecil karena sekadar foto tapi punya pesan yang cukup besar, yaitu bahwa Ganjar berpotensi untuk diintervensi atau mengalami intervensi.
"Nah ini insiden kecil foto yang hilang. Tetapi saya kira implikasinya sebetulnya sangat besar kalau ditinjau dari kacamata politik yang juga lebih luas karena kalau saya pribadi melihat Bang Ara ini sebagai representasi dari Pak Jokowi, karena Bang Ara setahu saya sangat dekat dengan Pak Jokowi begitu," ujar Qodari
Qodari menilai, pertarungan Pilpres 2024 ini sesungguhnya pertarungan memperebutkan aura, restu atau dukungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai tokoh politik paling sentral di Republik Indonesia baik dalam kacamata di elite maupun masyarakat.
"Kita tahu bahwa tingkat dukungan masyarakat atau kepuasan masyarakat kepada Pak Jokowi kan 80 persen, jadi semua simbol-simbol yang kuat dan berasosiasi dengan Pak Jokowi misalnya relawan kemudian tokoh-tokoh termasuk Bang Ara sebetulnya penting dalam konteks pemenangan gitu," ujarnya.
Qodari mengatakan dirinya memiliki tesis bahwa yang menang dalam pilpres 2024 nanti terutama dalam konteks Ganjar dan Prabowo itu adalah tokoh yang dipersepsi paling dekat atau paling mendekatkan diri dengan Jokowi.
Dalam konteks itu, kata Qodari, tindakan Ganjar yang menghapus postingan Maruarar Sirait merupakan tindakan blunder yang berpotensi menjauhkan dukungan pemilih Jokowi kepadanya.
"Sesungguhnya kalau ada tokoh yang kemudian seperti memisahkan diri dengan Pak Jokowi atau simbol-simbolnya, sebetulnya menurut saya itu blunder, karena seperti menolak Pak Jokowi, padahal masyarakat pada hari ini mencari tokoh yang dekat atau dipersepsi berasosiasi dan didukung oleh Pak Jokowi," ucap Qodari.
Qodari menegaskan bahwa peristiwa kecil seperti yang dilakukan Ganjar kepada Maruarar bisa memiliki implikasi besar terhadap arah dukungan publik di Pilpres 2024.
Apalagi di tengah rivalitas yang sengit dengan ketatnya jarak elektabilitas antara Ganjar dan Prabowo.
Baca juga: Survei Capres Prabowo vs Ganjar vs Anies di Jabar Versi 4 Lembaga, Dua Kandidat Harus Kerja Keras
"Jadi ini peristiwa kecil, foto yang hilang tetapi implikasinya besar yaitu dukungan yang hilang," ujar Qodari.
"Karena pertarungan atau kompetisi Prabowo dan Ganjar ini ketat, maka kemudian hilang sedikit saja sebetulnya itu bisa mengakibatkan kerugian yang besar karena dukungan masyarakat yang simpati atau mendukung Pak Jokowi juga akan hilang," tandasnya.