TNI Gelar FGD Bahas Strategi Percepatan Penurunan Stunting dan Pengendalian Inflasi
Stunting tidak semata-mata karena kemiskinan karena di beberapa daerah dengan sumber daya yang cukup tetapi stunting tetap tinggi.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono diwakili Kepala Staf Umum TNI (Kasum TNI) Letjen TNI Bambang Ismawan membuka Focus Group Discussion di Aula Gatot Soebroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (19/10/2023).
FGD tersebut mengangkat tema “Peran TNI Dalam Upaya Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting Dalam Rangka Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Sehat, Cerdas dan Produkif serta Peran TNI Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi di Daerah”.
Baca juga: Salurkan Bantuan Pangan Penanganan Stunting, PPI Imbau Penerima Laporkan Jika Ada Penurunan Kualitas
Bambang mengatakan saat ini berdasarkan catatannya kondisi stunting masih 21,6 persen, atau dari 100 balita masih ada 21 balita yang stunting.
Selain itu, menurutnya stunting tidak semata-mata karena kemiskinan karena di beberapa daerah dengan sumber daya yang cukup tetapi stunting tetap tinggi karena kekurangan pengetahuan yang dimiliki para orang tua.
Untuk itu para orang tua harus memiliki pengetahuan terkait stunting.
"Hasil FGD ini diharapkan bisa diimplementasikan apa yang harus dilakukan dan mau tidak mau kita harus berperan bersama sehingga stunting dapat kita tekan," kata Bambang dalam keterangan resmi Puspen TNI dikutip Jumat (20/10/2023).
"Tahun 2024 pemerintah menetapkan stunting harus turun ke 14 persen, TNI sangat-sangat diperlukan sehingga kita dapat membantu bagaimana nanti mengurangi stunting," sambung dia.
Terkait inflasi, Bambang mengatakan inflasi terjadi di antaranya karena tidak ada koneksi terkait pasokan yang baik antar satu daerah dengan daerah lainnya.
Baca juga: Angka Stunting di 6 Daerah di Atas 30 Persen, Kepala BKKBN Beri Tugas Ini Pada Dokter Kandungan
Untuk itu, kata dia, TNI memiliki peran untuk mengurangi inflasi di suatu daerah dengan membantu mendistribusikan kebutuhan satu daerah yang surplus untuk menutupi kebutuhan daerah lain yang membutuhkan.
"Oleh karena itu memang sangat penting berkoordinasi antar satu daerah dengan daerah yang lain, jadi kadang-kadang satu daerah kurang komunikasi dengan daerah sekitarnya, nah itu yang kadang-kadang terjadi inflasi yang tinggi," kata dia.
Bambang berharap FGD tersebut bisa menghasilkan suatu rekomendasi bagi TNI untuk mempunyai cara atau strategi nyata dalam membantu mengurangi stunting dan inflasi.
"Itu semua bisa dilaksanakan nanti di lapangan, tentu tidak sama antara daerah satu dengan daerah lain, misalnya daerah tertentu dalam mengatasi stunting, bagaimana koordinasi dengan daerah lain dan seterusnya, begitu juga inflasi, yang jauh lebih penting setelah FGD ini adalah tindakan nyata apa yang bisa kita lakukan untuk membantu masyarakat mengurangi stunting dan inflasi," kata dia.
Turut hadir pada acara FGD diantaranya Koorsahli Panglima TNI Laksda TNI Dwi Sulaksono, S.H., M. Tr (HAN)., serta perwakilan pejabat tiap-tiap Angkatan.
Sejumlah narasumber dalam acara tersrbut di antaranya Irjen Kementerian Dalam Negri RI Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir Balaw, M. SI., Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN Drs. Sukaryo Teguh Santoso, MPD., Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI. dr. Lovely Daisy, MKM., Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI. Andi Muhammad Idil Fitri, S.E., M.M.
Kegiatan yang diselenggarakan Staf Ahli Panglima TNI tersebut diikuti 81 peserta secara tatap muka dan 41 peserta daring.