Peluang Besar Letjen Agus Subiyanto Jadi Panglima TNI, Jika Jokowi Jadi Melantiknya Sebagai KSAD
Nama Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Agus Subiyanto disebut sebagai kandidat kuat pengganti KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman
Penulis: Gita Irawan
Editor: Wahyu Aji
Di sisi lain, kata Anton, Agus juga memiliki pengalaman penugasan beragam, baik tempur, satuan pendidikan hingga teritorial.
Agus, kata dia, tercatat pernah bertugas di Kopassus dan Kostrad serta menjalankan sejumlah operasi tempur.
Di lingkungan teritorial, menurutnya Agus juga tercatat pernah menjabat Danrem 132/Tadulako Palu dan Pangdam III/Siliwangi.
Saat menjabat Danrem, jata Anton, Agus ikut berjibaku dalam penanganan bencana likuifaksi di Palu.
Dari sisi rekam jejak mengikuti pendidikan selama berdinas, kata dia, Agus juga terbilang lengkap.
Agus, kata dia, telah mengikuti Seskoad, Sesko TNI hingga Lemhannas serta tercatat pernah menjadi Dosen di lingkungan Seskoad.
"Dengan demikian, Agus terbilang sosok dengan 'paket komplit' karena mengikuti dikbangum TNI lengkap, memiliki penugasan beragam dan dekat dengan Jokowi," kata Anton ketika dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (24/10/2023).
"Jika Jokowi melantik Agus dalam waktu dekat maka kans Agus diajukan sebagai calon Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono menjadi besar. Harus diakui, nama kandidat kuat lainnya yang layak diajukan ke DPR dan mempunyai usia pensiun panjang adalah KSAL Laksamana Muhammad Ali," sambung dia.
Baca juga: BREAKING NEWS: DPR Sebut Letjen Agus Subiyanto Dilantik Jadi KSAD Gantikan Jenderal Dudung Besok
Namun, lanjut dia, jika berkaca pada pengalaman Jokowi menunjuk pos strategis maka menjatuhkan pilihan kepada Agus menjadi terbuka lebar.
Walaupun jika merujuk pada visi poros maritim dunia, menurutnya tentu saja semestinya Ali memiliki peluang yang lebih.
Akan tetapi, kata dia, Jokowi dalam 9 tahun terakhir seringkali menunjukkan anomali dalam penentuan pos strategis.
Anton memandang tugas utama dan terberat Agus adalah menjaga independensi dan netralitas TNI dalam Pemilu 2024.
Kesan sebagai 'orang dekat' Jokowi, kata dia, sedikit banyak akan membawa beban tertentu dalam menjalankan tugas manajerial organisasi militer.
"Oleh karena itu, Agus sudah seharusnya mampu dan dapat menunjukkan bahwa dirinya berkomitmen besar menjaga marwah TNI tidak ikut berpolitik praktis," kata Anton.
"Terlalu besar risikonya jika netralitas TNI tidak dijaga kuat dalam Pemilu 2024 mendatang. Terlebih, keluarga Jokowi juga akan ikut meramaikan kontestasi politik mendatang. Profesionalitas Agus akan diuji dalam memimpin TNI di tengah pergantian rezim kali ini," sambung dia.