PROFIL Jenderal Budi Gunawan Kepala BIN yang Diisukan akan Diganti Dampak Retaknya Jokowi & Megawati
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan melakukan perombakan atau reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Kepala BIN dikabarkan ikut diganti.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Renggangnya hubungan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDIP Soekarnoputri mulai berdampak ke mana-mana.
Satu di antaranya munculnya isu Jokowi bakal mengganti Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Informasi yang beredar di kalangan jurnalis, Budi Gunawan akan digantikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Jenderal Dudung diketahui akan masuk purnatugas pada November 2023, posisinya (digadang) bakal digantikan oleh Letjen TNI Agus Subiyanto yang kini menjabat sebagai Wakil KSAD.
Jika benar Kepala BIN diganti, maka itu akan mengakhiri era kepemimpinan Budi Gunawan di lembaga telik sandi itu, yang dijabatnya sejak September 2016.
Selama ini, Budi Gunawan dikenal sangat dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Budi Gunawan bahkan nyaris jadi Kapolri tapi batal menyusul terjadinya konflik antara Polri dan KPK, ketika lembaga antirasuah itu menjadikan Budi Gunawan sebagai tersangka.
Ketika itu, Budi Gunawan disebut menerima suap dan gratifikasi saat menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier Polri pada 2003-2005 dan jabatan lain di Polri.
Rekam jejak Budi Gunawan
Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan merupakan anggota Polri yang menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sejak September 2016.
Sebelumnya, Budi menjabat sebagai Wakapolri yang mendampingi dua Kapolri, yakni Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan Jenderal Polisi Tito Karnavian.
Budi Gunawan merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1983 dan menjadi salah satu lulusan terbaik.
Ia kemudian pernah menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus tahun 1986. Lagi-lagi, gelar lulusan terbaik berhasil dia raih.
Karier Budi Gunawan di kepolisian berawal ketika dia lulus dari Akpol tahun 1983 dan ditempatkan di PTIK Jakarta.
Setelahnya, Budi beberapa kali dipindahtugaskan ke sejumlah wilayah dengan jabatan yang berbeda, mulai dari Polda Lampung, Palembang, hingga Bogor.
Dikutip dari Kompas.com, tahun 1999, Budi yang sudah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dipercaya sebagai ajudan Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat Wakil Presiden. Sampai Mega naik tahta ke kursi RI-1 selama 2000-2004, Budi masih setia menjadi ajudan.
Sejak saat itu, karier Budi kian cemerlang. Dia menjadi jenderal termuda Polri ketika tahun 2004 dipromosikan naik pangkat dari Kombes menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.
Tahun 2006-2008, Budi dipercaya menjabat sebagai Kaselapa Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.
Setelahnya, dia sempat menjabat sebagai Kapolda Jambi selama setahun.
Tak lama, Budi naik pangkat menjadi bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen).
Dia juga dipromosikan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv Bikum) Polri, berlanjut sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, hingga Kapolda Bali.
Terus meroket, Budi naik pangkat menjadi bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen) dan dipromosikan sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), lembaga yang membawahi Akpol, Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim), PTIK, dan lainnya.
Batal jadi Kapolri
Pada Januari 2015, Jokowi mengusulkan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal ke DPR. Saat itu, DPR menyatakan Budi lolos uji kelayakan dan kepatutan.
Namun, beberapa hari setelahnya, Budi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan transaksi mencurigakan.
Menyikapi penetapan tersangka tersebut, Presiden Jokowi menunda pelantikan Budi dan menujuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri.
Bersamaan dengan itu, Budi mengajukan gugatan praperadilan atas kasus yang menjeratnya. Pertengahan Februari 2015 dia dinyatakan menang gugatan praperadilan sehingga lolos dari hukum.
Namun demikian, Jokowi pada akhirnya mengirimkan surat pergantian Kapolri baru atas nama Badrodin Haiti. Sementara, Budi Gunawan ditunjuk menjadi Wakapolri.
Jabatan Wakapolri diemban Budi hingga tahun 2016 lantaran dia ditunjuk Presiden sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), tepatnya 9 September 2016.
Saat itu, Budi sekaligus meraih kenaikan pangkat menjadi bintang empat alias Jenderal Polisi.
Sedianya, Januari 2018 Budi pensiun dari Polri karena usianya sudah 58 tahun.
Namun, mengingat jabatan sebagai Kepala BIN tidak mengikuti aturan umur pensiun PNS/Polri, dia tetap menjabatnya hingga kini. (Tribunnews.com/Kompas.com)