Wali Kota Eri Cahyadi Optimistis Surabaya Bisa Capai Zero Stunting pada 2024
Saat ini Kota Surabaya menjadi daerah dengan tingkat stunting paling rendah se-Indonesia yakni menyentuh 4 persen.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan optimistisnya akan mencapai target zero stunting pada tahun 2024.
Saat ini Kota Surabaya menjadi daerah dengan tingkat stunting paling rendah se-Indonesia yakni menyentuh 4 persen.
Baca juga: Komitmen Entaskan Stunting, Bupati Rokan Hilir Raih Penghargaan dari Tribun Network
Hal itu ia sampaikan Eri seusai menerima penghargaan Akselerator Penurunan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem dari Tribun Network pada Kamis (26/10/2023).
"Alhamdulillah Surabaya mendapatkan perhargaan penurunan stunting dari 28 persen sampai 4 persen. Ini merupakan semangat baik bagi kami pemerintah Surabaya untuk terus menurunkan stunting bergerak sampai zero stunting," ungkap dia.
Baca juga: Wapres: KADIN Tidak Hanya Mengentaskan Stunting untuk Pengusaha Tapi juga Anak
Berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Surabaya tercatat di level 4,8 persen (923 balita). Padahal, pada 2021 masih tercatat sebanyak 28,9 persen (6.722 balita).
Eri mengungkapkan, penurunan angka stunting di daerahnya tidak lepas dari hasil kerja keras dan kolaborasi beragam pihak.
"Saya tentu tidak bisa sendirian. Ini merupakan kolaborasi seluruh kader di Surabaya, Perguruan Tinggi, para orangtua asuh di Surabaya," kata Eri.
Ia menceritakan, dalam upaya penurunan stunting diperlukan juga penurunan kemiskinan ekstrem.
"Kita harus membuka lapangan pekerjaan untuk keluarga miskin. Dengan itu mereka bisa menghidupi keluarga, bisa membeli makanan dan vitamin untuk anak. Inilah yang kami lakukan di Surabaya agar kasus stunting terus turun," jelas dia.
Selain itu, juga melakukan pendataan kesehatan pada calon pengantin di KUA.
Dari data inilah kemudian terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Apresiasi Peran Kompas Gramedia dan Kadin Dalam Pengentasan Stunting
"Sebelum nikah kita sudah tau kesehatannya. Juga memberikan tablet penambah darah pada remaja sebelum mereka menstruasi," tutur dia.
Lebih jauh pihaknya juga terus mengupayakan agar angka kemiskinan ekstrem terus menurun.
Dengan memanfaatkan aset pemerintah kota Surabaya yang dikembangkan menjadi pusat UMKM.
"Selain zero stunting, kami sangat ingin sekali juga mengentaskan kemiskinan ekstrem. Itulah cara pemkot Surabaya bisa menurunkan angka stunting dengan signifikan. Kami yakin bisa zero stunting di 2024," harap Eri.
Diketahui, pemerintah telah melaksanakan program percepatan penurunan stunting selama lima tahun, sejak 2018.
Saat ini pemerintah masih punya waktu satu tahun ke depan untuk mencapai target prevalensi stunting 14 persen pada 2024.
Pemerintah juga memastikan keterlibatan aktif berbagai lembaga non-pemerintah, seperti dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi profesi, lembaga filantropi, mitra pembangunan, LSM, dan sebagainya.