Kejar Loncatan-loncatan Teknologi dan Pengetahuan, Otorita IKN dan BRIN Teken Nota Kesepahaman
Kepala Otorita IKN dan Kepala BRIN menandatangani nota kesepahaman di kantor Otorita IKN Jakarta pada Kamis (26/10/2023).
Penulis: Gita Irawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menandatangani nota kesepahaman di kantor Otorita IKN Jakarta pada Kamis (26/10/2023).
Bambang mengatakan dalam sambutannya mengatakan saat ini pihaknya sudah mendeteksi hampir 800 peneliti untuk dimintai masukan terkait hal-hal yang harus dikembangkan baik dari sisi teknologi, sosial, budaya, kultural, hingga antropologi.
Menurutnya, dalam membangun IKN diperlukan satu pendekatan holistik yang terintegrasi dalam melihat riset.
Sehingga nantinya, kata dia, keputusan-keputusan yang akan diambil bisa menjadi keputusan yang berbasis bukti-bukti ilmiah.
Ia mengatakan penandatanganan nota kesepahaman antara Otorita IKN dengan BRIN juga dilakukan dalam rangka menciptakan loncatan-loncatan pengetahuan.
"Hari ini kami tanda tangan (nota kesepahaman). Saya senang sekali bahwa ini adalah, sama-sama kita mengawal transformasi ke depan yang memang butuh loncatan-loncatan teknologi, loncatan pengetahuan, dan butuh banyak sekali riset," kata dia.
Baca juga: Maruf Amin: Provinsi Kalteng Berperan Strategis Jadi Salah Satu Daerah Penyangga IKN
"Bagi beberapa institusi riset dunia, memang IKN Nusantara ini dilihat sebagai living lab yang menarik yang mungkin banyak ilmu-ilmu baru yang nanti kita bisa kerja sama dengan BRIN untuk mengkodifikasi bahkan hak intelektualnya di Indonesia, jangan lari ke mana-mana," sambung dia.
Sementara itu, Laksana dalam sambutannya menyatakan siap mendukung pembangunan IKN dengan sumber daya yang dimiliki BRIN.
BRIN saat ini, kata dia, memiliki peneliti hampir di semua bidang ilmu pengetahuan.
"Banyak hal yang akan kami kerjasamakan. Jadi mulai dari masalah keanekaragaman hayati, tata kelola lingkungan, nanti juga bisa masalah sosial budaya, arkeologi, sampai ke masalah teknologi," kata dia.
"Tadi yang saya sampaikan mulai dari urusan angkasa, satelit, sampai nanti urusan agama, urusan sosial budaya masyarakat dan sebagainya," sambung dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.