UMKM yang Dikelola Perempuan Berperan Penting dalam Mengatasi Stunting
Perempuan yang berdaya secara ekonomi akan meningkatkan kesejahteraan keluarganya, memberikan nutrisi dan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
Kini, prevalensi stunting nasional mencapai 21,6 persen.
Diharapkan pada 2030 menjadi zero stunting.
Diawali target penurunan angka stunting nasional turun menjadi 14 persen pada 2024.
Gerakan Zero Stunting selain didukung oleh lembaga pemerintah juga oleh swasta yang di antaranya adalah Pertamina, BCA dan Pasar Modal Bursa Efek Indonesia serta stakeholders lainnya.
Menteri Keuangan RI, sekaligus Ketua Dewan Pembina Pemberdayaan Perempuan UMKM Indonesia (PPUMI) Sri Mulyani Indrawati dalam pidato pengarahannya menegaskan peran penting UMKM yang dikelola perempuan pada perekonomian nasional.
UMKM yang dikelola perempuan juga berperan penting dalam mengatasi stunting.
"UMKM berperan besar bagi perekonomian Indonesia," ujar Menteri Keuangan.
UMKM menyumbangkan Rp 12.600 triliun dari Rp 19.088 triliun produk domestik bruto Indonesia.
Dari 65,5 juta UMKM Indonesia, 40,9 juta dipimpin atau dikelola perempuan. Dengan demikian, perempuan berperan amat besar bagi perekonomian Indonesia.
"Perempuan menunjukkan punya nilai tambah bagi perekonomian Indonesia," ujarnya.
Selain peran UMKM perempuan, Menkeu juga membahas isu stunting. Isu itu salah satu prioritas PPUMI. Butuh kerja sama lintas sektoral dan pihak untuk mengatasi stunting.
Hadir juga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan perwakilan Bank Indonesia serta Wakil Walikota Bogor dan beberapa pejabat setempat.