Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Koalisi Masyarakat Sipil Soroti Pergantian Panglima TNI di Tahun Politik

Koalisi masyarakat sipil menyoroti pergantian Panglima TNI di saat memasuki tahun politik menuju pemilu 2024.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Koalisi Masyarakat Sipil Soroti Pergantian Panglima TNI di Tahun Politik
Puspen TNI/Puspen TNI
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono memimpin serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dari Jenderal TNI Dudung Abdurachman kepada Jenderal TNI Agus Subiyanto. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi masyarakat sipil menyoroti pergantian Panglima TNI di saat memasuki tahun politik menuju pemilu 2024.

Koordinator Kontras Dimas Bagus Arya menyebut, pergantian Panglima TNI sejatinya menjadi jalan rotasi dan regenerasi jabatan di tubuh TNI secara fair demi kepentingan negara, bukan demi kepentingan pemerintah yang berkuasa.

Apalagi jika dijalani dengan cara yang dinilai karena faktor kedekatan personal.

"Sayangnya, justru ini yang kami sinyalir tengah terjadi, yaitu soal faktor kedekatan personal dalam hal pergantian Panglima TNI," kata Dimas dalam keterangannya, Minggu (5/11/2023).

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi), telah mengusulkan nama Agus Subiyanto pengganti Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI.

Usulan tersebut dikarenakan masa jabatan panglima TNI saat ini akan segera berakhir pada akhir bulan November 2023.

BERITA REKOMENDASI

"Fenomena kedekatan personal sangat terasa melihat latar belakang hubungan dekat antara Joko Widodo dan Agus Subiyanto ketika masing-masing menjabat pimpinan pemerintahan dan Satuan teritorial di kota Surakarta, Solo," ujarnya.

"Panglima TNI usulan Presiden yaitu Agus Subiyanto pernah menjadi sebagai Dandim Surakarta ketika Jokowi menjabat Wali Kota di tempat yang sama," imbuhnya.

Dimas melihat, praktik pergantian Panglima yang seperti ini mereduksi kebutuhan regenerasi serta rotasi matra TNI, yang diwarnai tujuan dan motif tertentu yang mengarah pada politik praktis.

Sebab, lanjut dia, kepentingan tersembunyi itu sulit dipungkiri menyangkut kepentingan Presiden Joko Widodo di pilpres 2024.

Mengingat Indonesia sedang memasuki tahun politik elektoral, Dimas mengatakan pertimbangan pemilihan calon Panglima TNI harus betul-betul didasarkan pada kepentingan rotasi dan regenerasi di dalam tubuh TNI.

Bukan didasarkan pada kedekatan personal maupun kedekatan dan kepentingan politik.

"Kami memandang, nama Agus Subiyanto rentan dimensi politisnya. Usulan nama itu juga punya potensi besar disalahgunakan Presiden untuk Kontestasi pemilu 2024. Hal ini mengingat, latar belakang Agus Subiyanto yang merupakan mantan Dandim Surakarta tahun 2011 di mana pada saat itu Jokowi juga menjabat sebagai Walikota dan beliau juga mantan Danpaspampres," ucapnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas