17 Pesan Perjuangan Pada Hari Pahlawan, 10 November 2023
Berikut ini 17 pesan perjuangan dari para pahlawan nasional pada Hari Pahlawan 10 November, simak selengkapnya.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Simak 17 pesan perjuangan pahlawan nasional pada Hari Pahlawan.
Hari Pahlawan akan diperingati pada Jumat, 10 November 2023.
Pesan perjuangan ini untuk mengingatkan masyarakat pada perjuangan pahlawan nasional dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia kala itu.
Peringatan Hari Pahlawan ini berasal dari pertempuran 10 November di Surabaya, antara tentara Indonesia dengan pasukan Inggris.
Pertempuran ini membesar saat rakyat Indonesia tidak menuruti ultimatum yang dikeluarkan melalui pimpinan tentaranya, Mayjen Eric Carden Robert Mansergh.
Dalam Ultimatum 10 November 1945 itu, rakyat Indonesia diminta untuk menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan pada AFNEI dan administrasi NICA.
Selain itu, pihak Inggris juga mengancam akan melakukan gempuran di Kota Surabaya melalui darat, laut, maupun udara.
Baca juga: Hari Pahlawan 10 November Tidak Termasuk Libur Nasional, Berikut Sejarahnya
Dikutip dari Kemendikbud, pertempuran itu mengakibatkan sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban, diperkirakan juga 150.000 orang terpaksa meninggalkan kota, dan sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang dan luka-luka, serta puluhan alat perang rusak dan hancur.
Maka dari itu, ada 17 pesan perjuangan yang disampaikan oleh pahlawan nasional yang dihimpun dari laman Kementerian Agama NTT.
1. Pesan Abdul Muis
"Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang"
Hal itu disampaikan Abdul Muis ketika melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan wakit SI.
Dalam kunjungannya itu, Abdul Muis menceritakan pengalaman di luar negerinya kepada pemuda-pemudi di Sulawesi.
2. Pesan Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara pernah memberi semboyan di Taman Siswa yang didirikannya pada tahun 1922.
Semboyan:
Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh)
Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat)
Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)
Hingga kini, semboyan Ki hajar Dewantara itu masih digunakan di dunia pendidikan Indonesia.
3. Pesan Dokter Cipto Mangunkusumo
"Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!"
4. Pesan Tjut Nyak Dien
“Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan"
5. Pesan Gubernur Suryo
Saat Gubernur Suryo berpidato melalui radio sebelum pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, ia memberi sebuah pesan yang tetao teringat hingga kini.
Baca juga: Tanggal Berapa Hari Pahlawan 2023 Diperingati? Simak Selengkapnya
“Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali”
6. Pesan R.A. Kartini
“Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata “Aku tidak dapat!” melenyapkan rasa berani. Kalimat “Aku mau!” membuat kita mudah mendaki puncak gunung”.
7. Pesan Jendral Sudirman
“Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus”.
Hal itu disampaikan Jendral Sudirman di waktu terakhirnya dalam keadaan sakit, saat itu Presiden menasehatinya.
8. Pesan Prof. Moh. Yamin, SH
Pada kongres II di Jakarta, pada 27-28 Oktober 1928, Moh. Yamin yang menjabat sebagai sekretaris menyampaikan pesan kepada pemuda dan pelajar.
Pesan itu berisikan "Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri “.
9. Pesan Patiimura
Sebelum Pattimura digantung di Kota Ambon pada 16 Desember 1817, ia menyampaikan pesan yang berisi.
“Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura-pattimura muda akan bangkit”
10. Pesan Nyi Ageng Serang
“Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya“.
Pesan itu disampaikan Nyi Ageng Serang disaat mendapat keluhan dari rakyat akibat perlakuan para panjajah.
Baca juga: Mengapa Tanggal 10 November Diperingati sebagai Hari Pahlawan? Simak Inilah Sejarahnya
11. Pesan Teuku Nyak Arif
Saat pidato pada bulan Maret 1945, Teuku menyampaikan pesan sebagai berikut.
“Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama“
12. Pesan I Gusti Nyurah Rai
“Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai”
13. Pesan Supriyadi
“Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi “
Supriyadi menyampaikan pesan itu ketika memimpin ;pertemuan rahasia untuk melawan Pemerintah Jepang saat itu.
14. Pesan Ir. Soekarno
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”
Pesan itu disampaikan oleh Ir. Soekarno saat berpidato di Hari Pahlawan 10 November 1961.
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka”
Kemudian, Ir. Soekarno kembali memberi pesan disaat berpidato HUT Proklamasi 1963.
15. Pesan Moh. Hatta
“Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita”
“Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”
16. Pesan Silas Papare
“Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku”
Silas memberi pesan tersebut saat memperjuangkan Irian Barat agar kembali bergabung dengan NKRI dan terlepas dari kolonialisme Belanda.
17. Pesan Bung Tomo
Saat berpidato di radio yang membahas pertempuran rakyat Surabaya melawan tentara Inggris d bulan November 1945, Bung Tomo memberikan pesan yang berisi.
“Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga.”
(Tribunnews.com/Pondra)