Konsep Bangunan Ramah Lingkungan Ada Sejak Tahun 1969, Penjelasannya Dibuku Arsitek Ternama
Green Building, konsep bangunan ramah lingkungan sudah ada di buku arsitek ternama sejak tahun 1969.
Editor: Dodi Hasanuddin
TRIBUNNEWS.COM, TANAH ABANG - Para ilmuwan dan saintis memperingatan bahwa bumi akan mengalami keadaan yang lebih panas dan emisi karbonnya tinggi.
Hal itu disampaikan mereka sejak tahun 1958
Oleh sebab itu, para ilmuwan dan saintis tersebut mengemukakan tentang inovasi green building.
Baca juga: Rumah Sakit Kedua Dibangun di IKN, Usung Konsep Ramah Lingkungan
Green building itu merupakan konsep bangunan yang bersahabat dengan alam sudah diperingatan oleh para saintis atau Ilmuwan dunia sejak tahun 1958 silam.
Managing Director PDW Architects, Tiyok Prasetyoadi menjelaskan, pada tahun 1969 ada buku yang ditulis oleh arsitek bernama Ian L McHarg berjudul 'Design With Nature' sudah memberi pengetahuan keadaan bumi.
"Saat itu kita harusnya sadar, sudah ada foto dari luar bumi yaitu luar angkasa, bahwa tempat hidup kita ini terbatas," kata Tiyok di Studio Warta Kota Jalan Palmerah Selatan, Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (10/11/2023).
Baca juga: Stafsus Diaz Dorong Penggunaan Semen Ramah Lingkungan di Proyek Pemerintah dan Swasta
Tiyok melanjutkan, pada tahun 1995 Inggris pertama kali membuat aturan di mana gedung-gedung yang ada di sana harus bisa mengurangi dampak perubahan iklim.
Kemudian, sistem yang ada di Inggris tersebut diterapkan juga oleh Amerika Serikat pada tahun 1998.
"Kalau di Indonesia sendiri itu sebenarnya, kami sebagai arsitek bergabung di building consultant Indonesia pada tahun 2008. Pada tahun 2010 kita mulai menyesuaikan pembangunan gedung-gedung dengan kondisi alam di Indonesia," terangnya.
Menurutnya, sejak tahun 1990 lalu banyak gedung-gedung yang salah dalam merancang dan menyusun bangunan.
Baca juga: PLN Pasok Listrik Ramah Lingkungan untuk Kebutuhan Pabrik Pengolahan Sawit PTPN III
Sehingga Building Consultant Indonesia memiliki tantangan berat untuk mengubah gedung di Jakarta agar tidak berdampak pada lingkungan.
Tiyok mengaku, para arsitek yang bergabung di saat ini harus bisa merancang suatu bangunan yang bersahabat dengan alam atau mengurangi dampak temperatur bumi.
"Yang kita tahu, industri konstruksi di seperti yang disampaikan dampak negatifnya sangat banyak," jelas Tiyok.
Sebelumnya, Jakarta Internasional Stadium (JIS) dibangun oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan mengusung konsep green building dan diyakini menjadi konsep bangunan masa depan.
Artinya, bangunan stadion sepak bola peninggalan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu sangat ramah lingkungan.
Konsep bangunan hijau ini sangat baik untuk menjaga lingkungan dan alam agar tidak rusak akibat perubahan iklim maupun emisi.
Chainperson Of Green Building Council Indonesia, Iwan Prijanto menjelaskan, konsep tersebut saat ini sangat tepat digunakan untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat di dunia.
"Bagaimana mengembangkan bangunan, kawasan dan lingkungan binaan secara umum itu harus diupayakan sumber daya yang digunakan efisien dan dikonservasi (pemeliharaan secara teratur)," kata Iwan. (m26)