Wakil Kepala BRIN Lepas Ekspedisi Riset Ilmiah Kelautan Indonesia-China
Wakil Kepala BRIN Prof. Amarulla Octavian memimpin Prosesi Pelepasan Riset Ilmiah Kelautan Kerjasama antara BRIN dengan Institute of Oceanology.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Kepala BRIN Prof. Amarulla Octavian memimpin Prosesi Pelepasan Riset Ilmiah Kelautan Kerjasama antara BRIN dengan Institute of Oceanology, Chinese Academy of Sciences (IOCAS) di Dermaga Jakarta International Terminal JITC-2 Tanjung Priok, pada Rabu (15/11/2023).
Amarulla menjelaskan, kerjasama Riset Laut ini merupakan program ekspedisi BRIN yakni Indonesian Maritime and Western Pacific Ocean Longterm Scientific Expedition (IMPOLSE) 2023 yang akan terbagi ke dalam 2 etape.
Etape pertama dari Jakarta menuju Bitung, Sulawesi Utara mulai 15 November sampai dengan 7 Desember 2023, dan etape kedua dari Bitung kembali ke Jakarta dari 9 s.d. 20 Desember 2023.
Hadir pula para pejabat dari Kemen ESDM RI, Kemenhan RI, Pushidros TNI AL, Bakamla RI, Kedutaan Besar People Republic of China, IOCAS, para peneliti BRIN dan Xiamen University.
"Program ini bermula sejak 2013 sebagai tindaklanjut ditandatanganinya MOU antara Pusat Penelitian Oseanografi LIPI dengan IOCAS dan kemudian berjalan setiap tahun. Program ini sempat tertunda sepanjang Pandemi Covid-19 terjadi," kata Amarulla.
Menurut Amarulla, selama ekspedisi akan dilakukan riset atas perilaku arus laut masuk Indonesian Throughflow (ITF) di Laut Maluku, Laut Banda, dan Laut Halmahera; dan arus laut keluar ITF di Selat Lombok, Selat Ombai, dan Selat Timor.
Perilaku arus laut tersebut akan dibuat model untuk simulasi ekosistem dan lingkungan kelautan yang dipengaruhi ITF berikut turbulensi dan pencampuran frekuensi tinggi.
"Tujuan Riset nantinya adalah menganalisa pengaruh Arus Laut Lintas Indonesia dalam mendorong pola sebaran biota laut antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik," ujarnya,
Dikatakan Amarulla, hasil Riset digunakan untuk melakukan konfirmasi dan validasi model Pusat Akumulasi keanekaragaman hayati tinggi di kawasan konvergensi Indo-Pasifik.
"Banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh para periset BRIN sebagai bentuk nyata kontribusi positif berbagai program Pembangunan Nasional pada bidang kemaritiman," tuturnya.
Baca juga: Kejar Loncatan-loncatan Teknologi dan Pengetahuan, Otorita IKN dan BRIN Teken Nota Kesepahaman
Ekspedisi Laut BRIN kali ini menggunakan kapal riset KM. Geomarin 3 milik Kemen ESDM RI yang diawaki sejumlah 52 ABK dan teknisi, serta 15 periset BRIN, 2 Periset Pushidros TNI AL, 6 periset IOCAS, dan 1 periset dari Xiamen University. Ekspedisi Laut tahun ini juga ditujukan sebagai Peringatan 10th Years Collaboration Indonesia-China Silk and Belt Road in Marine Research.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.