Hadi Tjahjanto Melayat ke Rumah Duka 4 Prajurit TNI AU, Akui Kenal Korban Kecelakaan Super Tucano
Keempat korban pernah menjadi anggota langsung Hadi Tjahjanto ketika ia menjabat sebagai Komandan Lanud di Malang.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto melayat ke rumah duka empat prajurit yang gugur dalam kecelakaan pesawat Super Tucano TNI AU di Pasuruan Jawa Timur, Sabtu (18/11/2023.
Didampingi Pembina IKAWATI Kementerian ATR/BPN, Nanny Hadi Tjahjanto, mantan Panglima TNI itu tiba di rumah duka sekira pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Takziah ke Rumah Duka, Menhan Prabowo Siap Bantu Keluarga Korban Pesawat Super Tucano TNI AU
"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Atas nama pribadi, keluarga, serta segenap jajaran Kementerian ATR/BPN mengucapkan turut berduka cita yang mendalam atas gugurnya empat Prajurit TNI AU," kata Hadi Tjahjanto dalam siaran pers resmi Biro Humas Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dikutip Minggu (19/11/2023).
Keempat prajurit yang gugur dalam insiden pada Kolonel Pnb Subhan, Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya, Letkol Pnb Sandhra Gunawan, dan Mayor Pnb Yuda Anggara Seta.
Keempatnya pernah menjadi anggota langsung Hadi Tjahjanto ketika ia menjabat sebagai Komandan Lanud di Malang.
"Secara pribadi saya mengenal mereka, doa saya semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keikhlasan," kata Hadi yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) tersebut.
Turut mendampingi Hadi di antaranya sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian ATR/BPN.
Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Empat prajurit terbaik TNI Angkatan Udara gugur dalam kecelakaan pesawat EMB 314 Super Tucano TT-3103 dan TT-3111 pada Kamis (16/11/2023).
Pesawat Super Tucano TT-3111 diawaki oleh Letkol Pnb Sandhra Gunawan dan Kolonel Adm Widiono.
Baca juga: 2 ELT Pesawat Super Tucano TNI AU yang Jatuh di Pasuruan Berbunyi di Waktu Berbeda, Apa Itu ELT?
Sedangkan pesawat Super Tucano TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda Anggara Seta dan Kolonel Pnb Subhan.
Keempat jenazah disemayamkan di Lanud Abdulrachman Saleh setelah dievakuasi dari lokasi kejadian oleh tim rescue TNI AU, Basarda, aparat teritorial, dibantu warga masyarakat.
Jenazah Marsekal Pertama Anumerta Subhan, Marsekal Pertama Anumerta Widiono, dan Pnb Sandhra Gunawan kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Untung Suropati Malang Jawa Timur.
Sedangkan jenazah Letnan Kolonel Pnb Anumerta Yuda Anggara Seta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Madiun.
Pesawat EMB 314 Super Tucano tersebut sebelumnya melaksanakan misi profisiensi formation flight dan tinggal landas dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang (Abd) pada pukul 10.51 WIB.
Kedua pesawat tersebut sempat dinyatakan hilang kontak pada pukul 11.18 WIB.
Sempat terdengar bunyi ELT (Emergency Locator Transmitter) dari kedua pesawat pada waktu berbeda hingga akhirnya dilaporkan warga dan aparat teritorial telah mengalami kecelakaan yaitu jatuh di daerah Keduwung, Pasuruan.
Tim Investigasi Cek 5 M
TNI Angkatan Udara membentuk tim investigasi untuk mencari penyebab terjadinya kecelakaan jatuhnya dua pesawat Super Tucano Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang pada Kamis (16/11/2023).
Kepala Dinas Penerangan Marsma TNI R Agung Sasongkojati mengatakan tim tersebut dibentuk oleh Pusat Kelaikudaraan Dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU.
Baca juga: Kasus Jatuhnya Dua Pesawat TNI Pasuruan, Imparsial Berharap Dilakukan Investigasi Menyeluruh
Tim tersebut, kata dia, akan melakukan investigasi dengan melihat sejumlah faktor.
"Faktor-faktor yang dikenal dengan istilah 5 M (Man, Machine, Medium, Mission and Management) secara menyeluruh terhadap penyebab jatuhnya kedua pesawat," kata Agung ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Jumat (17/11/2023).
Tim akan memeriksa secara langsung kondisi pesawat pasca kecelakaan di lokasi kejadian.
Selain itu, lanjut dia, tim investigasi juga akan menjalani seluruh prosedur dalam menginvestigasi jatuhnya pesawat TNI AU, di antaranya kondisi cuaca pada saat kejadian, melakukan pemeriksaan seluruh personel yang terlibat dalam penerbangan dan berbagai kemungkinan lainnya.
"Dan terutama Flight Data Recorder pesawat yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang dan video penerbangan sampai detik terakhir berfungsi," kata dia.
"Semoga investigasi berjalan lancar agar kita semua bisa mencegah hal yang sama terulang," sambung dia.